IFKNews |
- 7 Dugaan Chat Mesra UAS dan Wanita Malaysia yang Bikin Mellya Ngamuk
- Elizabeth Warren is now the lone female candidate at the top of the 2020 field, and she wants you to know it - CNN
- Viral Sopir Mobil Selfie Usai Tabrak Pemotor hingga Tewas, Ini Faktanya
- Secondhand Gifts and ‘Experiences’ Still Top Holiday Lists - The New York Times
- Secondhand Gifts and ‘Experiences’ Still Top Holiday Lists - The New York Times
- Pernah Ada Narkoba, BNN Kritik Pedas Penghargaan untuk Diskotek Colosseum. Begini Katanya
- Rangkap Jabatan di TGUPP, Bambang Widjojanto Salahkan Pemerintah Pusat. Ini Kecurigaannya...
- PKS Kecam UU Kewarganegaraan Di India yang Dinilai Diskriminasi Muslim
- Petugas PPSU Bantah Video Viral Jebur Got untuk Perpanjang Kontrak. Ini Pengakuannya
- UFC 245 Fighter Payouts: Usman And Covington Top Earners - Forbes
- UFC 245 Fighter Payouts: Usman And Covington Top Earners - Forbes
- UAS Curhat Memilukan, Tertekan Gegara Bulliyan, Eks Istri Unggah Status: Mengeluh Bawa Tekanan
- Cabut Peraturan Rini Soemarno, Erick Thohir Larang Bos BUMN Yang Rugi Terbang Pakai Kelas Bisnis Lantaran.....
- GNPF Ulama Bela Pemprov DKI Soal Penghargaan Diskotek. Ini Alasannya
- Istri Gubernur Sumbar Bicara 'Tembak Mati', Ini TRespon Andre Rosiade
- Heboh Istri Gubernur Sumbar Bicara 'Kalau Ada yang Tembak Mati Andre'
- Meradang Soal Kebijakan Ekspor Benih Lobster, Susi Tulis Kalkulasi Keuntungan Tanpa Harus Ekspor
- 3 Keluarga Jokowi Mendaftar Jadi Calon Kepala Daerah, Siapa Saja?
- Viral, Kisah Seorang Ibu Menyesal Usai Bayinya Dicium Paksa Orang Lain Sampai Kepalanya Miring dan Hampir Lumpuh
- Menko Polhukam Sindir Telak Kelompok yang Gemar Mengkafirkan Orang Lain
- Luhut Dukung Edhy Prabowo Buka Ekspor Benih Lobster. Ini Alasannya
- Viral Tagihan Parkir di Bandara sampai Rp 10 Juta, Ini Tarifnya
- TGUPP Diminta Transparan, Bambang Widjajanto Baperan Hingga Ngomel-Ngomel Begini
| 7 Dugaan Chat Mesra UAS dan Wanita Malaysia yang Bikin Mellya Ngamuk Posted: 15 Dec 2019 07:25 AM PST  Beritaterheboh.com - Perceraian Ustaz Abdul Somad (UAS) dan Mellya Juniarti sudah resmi diputuskan oleh Pengadilan Agama (PA) Bangkinang, Kabupaten Kampar, Riau. Tapi hal itu tak membuat pembicaraan mengenai keduanya mereda. Pembicaraan makin memanas saat salinan putusan PA Bangkinang mencuat. Disebutkan jika ada beberapa perkara yang memicu keributan besar di antara UAS dan Mellya. Sebelumnya, UAS melalui pengacaranya, Hasan Basri menyebut jika permasalahan di antara keduanya sudah muncul sejak lama. Hasan menyebutnya hampir empat tahun yang lalu, jauh sebelum UAS sibuk menjadi pendakwah yang sibuk dan viral di media sosial. "Berbagai usaha telah dilakukan UAS untuk mempertahankan rumah tangganya, terutama sebagai kepala rumah tangga dalam mendidik Mellya Juniarti. Namun tidak berhasil dan tidak berubah," ungkap Hasan, melalui video yang diunggah di Instagram @sahabat.uas. See detail Perceraian UAS dan Mellya/Foto: Ilustrasi fokus (bukan buat insert) UAS Cerai (Ilustrator: Luthfy Syahban/detikcom) Hingga telah dilakukan berbagai usaha untuk menyelamatkan rumah tangga mereka. Berbagai tahapan seperti yang disyariatkan dalam Islam pun diklaim Hasan telah dilakukan UAS. "UAS sudah melakukan berbagai tahapan sesuai syariat Islam. Seperti nasihat, pisah ranjang, musyawarah dan konsultasi keluarga, talak 1, dan talak 1. Berakhir berpisah tempat tinggal dari Mei 2016 sampai sekarang," lanjutnya. Namun, dalam salinan dokumen keputusan PA Bangkinang, terungkap kalau Mellya menyertakan bukti lain. Wanita yang dinikahi UAS pada 2012 lalu ini menyerahkan screenshot percakapan UAS dan seorang wanita asal Malaysia berinisial LA. Dari situ terungkap dugaan kalau UAS sedang dekat dengan wanita lain. Serta berencana menikahinya di Thailand. Hal itu berawal dari beberapa poin yang ada dalam poin-poin berikut ini. 1. Bukti T.23 Screenshot/Tangkapan Layar tentang pengakuan LA bahwa Ia calon istri belum menjadi istri Via Aplikasi WhatsApp. 2. Bukti T.26 Screenshot/Tangkapan Layar tentang percakapan Pemohon dengan LA (perempuan asal Malaysia) dengan kata-kata rayuan mesra Via Aplikasi WhatsApp. 3. Bukti T.27 27. Screenshot/Tangkapan Layar tentang percakapan mesra Pemohon dengan LA (perempuan asal Malaysia) dengan kata-kata sayang Via Aplikasi WhatsApp. 4. Bukti T.28 Screenshot/Tangkapan Layar tentang percakapan mesra Pemohon dengan LA (perempuan asal Malaysia) Via Aplikasi WhatsApp. 5. Bukti T.30 Screenshot/Tangkapan Layar tentang percakapan Pemohon kepada LA (perempuan asal Malaysia) membahas tentang rencana menikah di Thailand Via Aplikasi WhatsApp. 6. Bukti T.31 Screenshot/Tangkapan Layar tentang percakapan mesra antara Pemohon dengan LA (perempuan asal Malaysia) membahas perkara cerai antara Pemohon dan Termohon yang sedang berjalan di Pengadilan Agama Bangkinang Via Aplikasi WhatsApp. 7. Bukti T.32 Screenshot/Tangkapan Layar tentang percakapan mesra Pemohon dengan LA (perempuan asal Malaysia) dengan panggilan Sayang Via Aplikasi WhatsApp. from Berita Heboh https://ift.tt/2PmZm0h via IFTTT  |
| Posted: 15 Dec 2019 06:27 AM PST Elizabeth Warren is now the lone female candidate at the top of the 2020 field, and she wants you to know it - CNN At a restaurant in Council Bluffs, where the Massachusetts Democrat held her first town hall with voters, she was prompted by a reporter to reflect on being a female candidate for president. Warren offered up a response that did not address her gender. "I'd never run for office before 2012. What pulled me in is what's happening to working families across this country," she said. "That is the reason I am in the fight."  The next morning, inside of a packed theater in Sioux City, another reporter described voters who are frustrated that female political candidates get treated differently than male candidates, and wanted to know: "How will you deal with that?"  "I'm just going to keep talking about the things that pull me into this race. And it's about everybody getting a fighting chance," Warren said. Warren's campaign for the White House would turn out to be one full of symbolism and lofty references to early pioneers of women's rights. Her official campaign launch event in Lawrence, Massachusetts, was set in front of the backdrop of Everett Mills, the site of the historic 1912 "Bread and Roses" labor strike led by women and immigrants. Now, almost a year after that first weekend trip to Iowa, Warren stands as the lone female candidate at the top of the Democratic field. These days the 70-year-old senator appears increasingly comfortable -- sometimes even determined -- to remind voters of her unique standing in the race.  As fellow White House hopefuls are exiting the large and diverse field, Warren is continuing to poll in the double-digits nationally along with former Vice President Joe Biden and Vermont Sen. Bernie Sanders. Of the group of several women who still remain in the race, only Warren appears to have a realistic path to her party's nomination at this point. The occasional quips about how male colleagues have advised her to "smile more" or how she was discouraged from running for Senate in 2012 because it would be too hard for a woman to win have transformed into a full embrace of discussing her gender out on the trail. In recent months, Warren has explicitly called out sexism and gender inequality in politics, and publicly opened up about experiences that have shaped her own views as a woman and feminist, including details of her divorce from her first husband decades ago. "I've lived enough of my life with men, and it's mostly been men, telling me to sit down and be quiet," Warren said last weekend in Las Vegas as she courted members of the Culinary Union. Days later in New Hampshire, asked whether she felt in the current campaign that men were telling her to "sit down," she responded with a resounding "Yes!" When Biden described her approach to politics as "angry" and "condescending" last month, Warren responded forcefully. "Over and over, we are told that women are not allowed to be angry. It makes us unattractive to powerful men who want us to be quiet," she wrote in a campaign email that featured the subject line: "I am angry and I own it." And at a town hall in Marion, Iowa, earlier this month, Warren told a different story about her late mother than the one she often shares in her stump speech. A 17-year-old named Raelyn Stecker wanted to know whether there was a time in Warren's life when someone she looked up to didn't fully accept her. Stecker would later tell CNN that some members of her family did not yet know that she was a part of the LGBTQ community. Warren pointed to the moment she had to tell her mother that her first marriage was breaking up. "There came a day when I had to call her and say, 'This is over. I can't make it work.' And I heard the disappointment in her voice. I knew how she felt about it," Warren said, her voice strained. "But I also knew it was the right thing to do and sometimes you just gotta do what's right inside and hope that maybe the rest of the world will come around to it. And maybe they will, maybe they won't, but you gotta take care of yourself first." After Sen. Kamala Harris ended her presidential bid, saying she no longer had resources to run a competitive campaign, Warren lamented that some of her female colleagues had been "pushed out" of the race "as billionaires buy their way into the race." She pledged to continue working with colleagues like Harris and Sen. Kirsten Gillibrand, a New Yorker who also ended her 2020 campaign earlier this year, on issues like reproductive rights and family paid leave.  Next week's debate stage will offer a stark visual of shrinking Democratic field. Seven candidates have qualified to participate in the Los Angeles debate, and only two of them are women: Warren and Minnesota Sen. Amy Klobuchar. If Warren is leaning into her gender more and more, there have been no signs that she is drawing outsized support from women. In national polls, her support among female voters has corresponded with her overall standing in the race. When her political momentum stalled following a post-summer surge in October, her support among women also fell, according to the most recent national Quinnipiac polls. A New York Times poll released last month did, however, capture how sexism likely presents a real obstacle for female candidates like Warren. Some four in 10 of the voters who support Biden but not Warren said they agree with the statement that most women who run for president "just aren't likable." At a recent Warren campaign event in Exeter, New Hampshire, retired teacher Larry Feltz said he was excited about Warren's candidacy and also interested in South Bend Mayor Pete Buttigieg. Asked whether he believed Biden's description of Warren's approach to campaigning as "angry" and "condescending" was sexist, Feltz said he was troubled by what felt like a constant drumbeat of "everything's sexist. Oh, that's a sexist remark." He went on to muse that he did not personally view Warren as being an "angry woman." "I think that she's strong and committed. When Bernie gets angry, he's committed. When she gets angry, people say well, she's --" Feltz said, before cutting himself off. With a chuckle, he added: "Yes, that's sexist. Yes, you're right. That's what it is." 2019-12-15 12:02:00Z https://ift.tt/2PmJkn7 CAIiEKf4Iuw1GQS6GARyyMawAKMqGQgEKhAIACoHCAowocv1CjCSptoCMJrUpgU  |
| Viral Sopir Mobil Selfie Usai Tabrak Pemotor hingga Tewas, Ini Faktanya Posted: 15 Dec 2019 06:25 AM PST  Foto tersebut beredar salah satunya di akun Instagram @mak_inpoh. Foto tersebut di-upload dengan caption: "Foto selfie yang memperlihatkan lima perempuan berkerudung menjadi viral di media sosial dan grup WhatsApp di Tegal, Jawa Tengah. Para perempuan tersebut diduga pengemudi dan penumpang Mitsubishi Pajero maut yang menewaskan dua orang, Rabu, 11 Desember 2019. ." "Foto tersebut beredar dan jadi perhatian netizen selang sehari usai peristiwa kecelakaan. Dalam foto itu terlihat lima wanita tengah berswafoto di sebuah ruangan yang diduga adalah salah satu ruangan di kantor Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Tegal." "Sambil menghadap kamera telepon seluler yang dipegang wanita berkerudung merah muda, mereka kompak berpose. Beberapa di antaranya bahkan tampak tersenyum." detikcom kemudian meminta konfirmasi kepada Polres Tegal. Bagaimana faktanya? "Itu (foto) diambil di ruang Unit Laka Lantas. Semua penumpang sedang menunggu pemeriksaan terkait kejadian kecelakaan," ujar Kasat Lantas Polres Tegal AKP Faris Budiman saat dihubungi detikcom, Minggu (15/12/2019). Faris menjelaskan foto itu diambil oleh Ita Hilmawati, yang bukan bagian dari penumpang mobil. Faris menjelaskan Ita datang ke kantor polisi untuk menjenguk rekan-rekannya. Sedangkan foto itu diambil dengan alasan untuk memberi kabar tentang kondisi para penumpang mobil kepada teman-teman pengajian melalui grup percakapan tertutup. Bukan untuk disebarluaskan. Mobil yang mengalami kecelakaan dikemudikan oleh Nur Leili. Sedangkan empat penumpangnya masing-asing Sri Purwanti, Umi Yulianti, Tri Widyawati, dan Maratus Solikha (pemilik mobil). Maratus Solikha tidak ada dalam foto yang viral karena sedang diperiksa polisi. "Namun ternyata di luaran, beredar di medsos bahwa penumpang Pajero ini selfie setelah menabrak korban hingga menuai hujatan dari netizen," urainya. Dalam kesempatan ini, Faris menjelaskan soal kecelakaan yang menyebabkan dua orang tewas terjadi di Jalan M Yamin, Kelurahan Pakembaran, Slawi, Kabupaten Tegal, Selasa (11/12). Faris menjelaskan kecelakaan ini bermula saat mobil bernopol G-7799-MZ yang mereka tumpangi oleng saat melaju ke arah utara atau Kota Tegal. Mobil tak terkendali ke arah kiri atau bahu jalan. Akhirnya mobil itu menabrak motor bernopol G-2789-JE yang sedang diparkir di pinggir jalan. Tak sampai di situ, mobil menabrak motor bernopol G-4314-AFF dari arah belakang. Motor tersebut dikendarai oleh Budi Prayitno (53) berboncengan dengan istrinya, Nurjanah (50). Budi tewas di lokasi kejadian, sedangkan Nurjanah meninggal dunia setelah sempat dirawat di RSUD Dr Soeselo, Slawi. "(Sopir) masih saksi statusnya. Soalnya, masih banyak yang harus dimintai keterangan. Jadi belum selesai pemeriksaannya," kata Faris.(detik.com) from Berita Heboh https://ift.tt/34iK1Ck via IFTTT  |
| Secondhand Gifts and ‘Experiences’ Still Top Holiday Lists - The New York Times Posted: 15 Dec 2019 05:57 AM PST Secondhand Gifts and 'Experiences' Still Top Holiday Lists - The New York Times Once upon a time you might have been red-faced giving a secondhand sweater or a tin filled with homemade cookies for the holidays. It seemed out of step in a culture that pushes designer clothing, the newest action toys or S.U.V.s with giant red bows. Of course, extravagant gifts still overshadow the humbler ones. But there are signs that more Americans are taking a quiet stand against materialism. Some are just embracing simplicity and rejecting clutter, while others want to avoid overspending and debt. Still others worry about environmental waste and climate change. Whatever the reason, more people are giving and receiving used goods, making their own gifts, choosing "experiences" like cooking classes and travel, or even requesting charitable donations in their names or (gasp!) nothing at all for the holidays. First, a disclaimer: Retail still reigns.Nearly 190 million Americans shopped online or in stores over the Thanksgiving weekend this year, a 14 percent increase from last year, according to the National Retail Federation. Most bought new merchandise, with only 7 percent doing even part of their shopping in thrift stores, said J. Craig Shearman, spokesman for the federation. But the preference for secondhand goods, homemade presents or experiences like going to the symphony or on exotic trips has continued to grow since 2016, when analysts began noticing the trend. Using online surveys of 1,700 shoppers in 2018, the market research firm Mintel found about a fifth of them agreed that "experience gifts" were superior to tangible goods. In 2019, a similar survey showed about half agreed with that. Image Image A different recent online survey found that roughly half the shoppers who responded would consider giving secondhand clothes and would also welcome such gifts. "That whole stigma of secondhand is waning or really vaporizing," said Jill Standish, senior managing director for global retail consulting at Accenture, the consulting firm that conducted the research. Saving money evolved into saving the world.
One of those values: protecting the environment. Climate crisis warnings have more people picturing oceans filled with plastic and skies choked with smoke from textile mills in China. That clashes with images of presents lovingly wrapped in expensive paper under a live tree harvested and shipped from the countryside. Eva Raposa, 37, a business strategist in Martha's Vineyard, has told relatives that if they want to get her 8-year-old daughter a gift, they need to buy from the island's consignment shops. "I just started to feel very strange about how our relatives were lavishing my young daughter with items from overseas," Ms. Raposa said. "It was fast fashion. It had love behind it, but to me it was junk." Image  And some say there is a sense that we have prioritized material possessions for our families and friends over something far more valuable: our time with them. Michelle Murré, owner of a luxury travel agency in St. Helena, Calif., said that in the last two years, she had noticed her client base grow in the months leading up to the holidays. Consumers ask her to organize motorcycle treks through Marrakesh, romantic getaways to Tuscany and family hikes in the Caribbean that they can give as holiday gifts. Clients are looking for "lasting memories versus the gift that might be the big wow for a week or a month but will be forgotten," Ms. Murré said. "It's a shared experience. They realize that these are the experiences that last a lifetime."
|
| Secondhand Gifts and ‘Experiences’ Still Top Holiday Lists - The New York Times Posted: 15 Dec 2019 05:27 AM PST Secondhand Gifts and 'Experiences' Still Top Holiday Lists - The New York Times Once upon a time you might have been red-faced giving a secondhand sweater or a tin filled with homemade cookies for the holidays. It seemed out of step in a culture that pushes designer clothing, the newest action toys or S.U.V.s with giant red bows. Of course, extravagant gifts still overshadow the humbler ones. But there are signs that more Americans are taking a quiet stand against materialism. Some are just embracing simplicity and rejecting clutter, while others want to avoid overspending and debt. Still others worry about environmental waste and climate change. Whatever the reason, more people are giving and receiving used goods, making their own gifts, choosing "experiences" like cooking classes and travel, or even requesting charitable donations in their names or (gasp!) nothing at all for the holidays. First, a disclaimer: Retail still reigns.Nearly 190 million Americans shopped online or in stores over the Thanksgiving weekend this year, a 14 percent increase from last year, according to the National Retail Federation. Most bought new merchandise, with only 7 percent doing even part of their shopping in thrift stores, said J. Craig Shearman, spokesman for the federation. But the preference for secondhand goods, homemade presents or experiences like going to the symphony or on exotic trips has continued to grow since 2016, when analysts began noticing the trend. Using online surveys of 1,700 shoppers in 2018, the market research firm Mintel found about a fifth of them agreed that "experience gifts" were superior to tangible goods. In 2019, a similar survey showed about half agreed with that. Image Image A different recent online survey found that roughly half the shoppers who responded would consider giving secondhand clothes and would also welcome such gifts. "That whole stigma of secondhand is waning or really vaporizing," said Jill Standish, senior managing director for global retail consulting at Accenture, the consulting firm that conducted the research. Saving money evolved into saving the world.
One of those values: protecting the environment. Climate crisis warnings have more people picturing oceans filled with plastic and skies choked with smoke from textile mills in China. That clashes with images of presents lovingly wrapped in expensive paper under a live tree harvested and shipped from the countryside. Eva Raposa, 37, a business strategist in Martha's Vineyard, has told relatives that if they want to get her 8-year-old daughter a gift, they need to buy from the island's consignment shops. "I just started to feel very strange about how our relatives were lavishing my young daughter with items from overseas," Ms. Raposa said. "It was fast fashion. It had love behind it, but to me it was junk." Image And some say there is a sense that we have prioritized material possessions for our families and friends over something far more valuable: our time with them. Michelle Murré, owner of a luxury travel agency in St. Helena, Calif., said that in the last two years, she had noticed her client base grow in the months leading up to the holidays. Consumers ask her to organize motorcycle treks through Marrakesh, romantic getaways to Tuscany and family hikes in the Caribbean that they can give as holiday gifts. Clients are looking for "lasting memories versus the gift that might be the big wow for a week or a month but will be forgotten," Ms. Murré said. "It's a shared experience. They realize that these are the experiences that last a lifetime."
|
| Pernah Ada Narkoba, BNN Kritik Pedas Penghargaan untuk Diskotek Colosseum. Begini Katanya Posted: 15 Dec 2019 05:25 AM PST  Beritaterheboh.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) mengkritik Pemprov DKI Jakarta yang memberikan penghargaan Adikarya Wisata 2019 untuk Diskotek Colosseum sebagai kategori klub dan diskotek terbaik. Deputi Pemberantasan BNN, Irjen Arman Depari, mengatakan Diskotek Colosseum tidak layak mendapatkan penghargaan karena pernah dirazia BNN. "Apalagi saat dirazia ditemukan adanya penyalahgunaan narkotika, harusnya itu menjadi penilaian juga," kata Arman dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/12). Arman menuturkan, BNN dapat menerima pertimbangan pemberian penghargaan yang berdasarkan penilaian dalam kegiatan tertentu seperti penghargaan kebersihan, ketertiban administratif, atau terkait kepariwisataan. Deputi pemberantasan narkotika, Irjenpol Arman Depari di Kantor BNN Jakarta, Senin (9/12). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan Namun khusus Diskotek Colosseum, BNN pernah mendapati kasus peredaran narkoba dan semua yang terkait dengan penyalahgunaan seharusnya tidak diberikan penghargaan. "Karena sudah jelas, dengan adanya narkoba itu sudah merusak. Ini malah diberikan penghargaan, jadi sifatnya yang kurang begitu mendidik di tengah-tengah masyarakat," ucap Arman. Arman mengungkapkan BNNP DKI Jakarta pernah merazia Diskotek 1001 Jakarta atau Colosseum pada September 2019. Dari sana, sebanyak 34 pengunjung dinyatakan positif narkotika berdasarkan hasil tes urine yang dilakukan petugas. Lebih jauh, Arman mengatakan jika pemprov DKI Jakarta ingin memberikan penghargaan seharusnya memeriksa rekam jejak terlebih dahulu. Agar tidak menimbulkan kontroversi di masyarakat. "Jangan seperti sekarang ini, yang ada malah menimbulkan kegaduhan dengan penghargaan yang diberikan," ungkapnya. Sebelumnya, Plt Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Alberto Ali menyebut beberapa alasan yang menyebabkan Diskotek Colosseum memenangkan penghargaan Adikarya Wisata 2019. "Ada faktor, ada 3 hal yang diatur. Dedikasinya, kinerja perusahaan, lalu kontribusi terhadap pariwisata Jakarta. Ada tim yang menilai itu semua," ujar Alberto saat dikonfirmasi, Sabtu (14/12). Ia mengatakan, tak ada larangan bagi diskotek untuk beroperasi, karena menjadi salah satu tempat usaha yang mendukung pariwisata, selama tak melanggar aturan yang telah ditetapkan pemprov. "Kan diatur dalam UU bahwa diskotek masuk salah satu tempat usaha pariwisata kan. Jadi kan, enggak ada yang ngelarang," jelasnya.(kumparan.com)
from Berita Heboh https://ift.tt/2PlqgG3 via IFTTT  |
| Rangkap Jabatan di TGUPP, Bambang Widjojanto Salahkan Pemerintah Pusat. Ini Kecurigaannya... Posted: 15 Dec 2019 03:55 AM PST  Beritaterheboh.com - Anggota Bidang Hukum dan Pencegahan Korupsi TGUPP atau Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan, Bambang Widjojanto, mencurigai rangkap jabatan yang terjadi di Pemprov DKI ada kaitannya dengan aturan di tingkat nasional. Bambang TGUPP mempertanyakan soal ada atau tidaknya rangkap jabatan itu di daerah lain. "Jangan-jangan rangkap jabatan di DKI ada kaitannya dengan nasional. Jadi ada problem sistemik yang terukur," ujar Bambang di Gedung Tempo, Jakarta Barat, Sabtu, 14 Desember 2019. Bambang tak menjelaskan secara rinci kaitan seperti apa yang dimaksud. Sedangkan soal gaji dobel kepada seseorang yang rangkap jabatan, Bambang tak ingin mengomentarinya. Ia belum memahami aturan boleh atau tidaknya seseorang mendapat gaji dobel dari sumber yang sama, yakni APBD. "Menurut saya, periksa aja aturannya. Kami ga masuk ke situ. Kami ga mungkin menyelesaikan semuanya, karena kami ada prioritas," ujar Bambang. Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengatakan ada empat anggota TGUPP yang melakukan rangkap jabatan, salah satunya ada di dewan pengawas kesehatan. Dia menilai tidak boleh ada anggota TGUPP yang bekerja di dua tempat dengan gaji dari satu APBD. Adapun anggota TGUPP yang diduga merangkap jabatan sebagai Dewan Pengawas Rumah Sakit Umum Daerah adalah Achmad Haryadi. Dia ditunjuk sebagai dewan pengawas rumah sakit sejak Oktober 2016, namun pada 2018 nama Haryadi masuk dalam salah satu TGUPP. Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Merry Hotma menilai ada konflik kepentingan dengan rangkap jabatan Haryadi. "Dia double job bagian tim percepatan pembangunan tapi juga ada sistem pemerintahan ini tidak fair ini conflict of interest," ujar Merry. Merry berpendapat seharusnya TGUPP terlepas dari sistem pemerintah, karena salah satu tugas TGUPP dalam percepatan dan pembangunan adalah pengawasan dan evaluasi. Dia meminta Haryadi harus memilih salah satu jabatan, antara TGUPP dengan Dewan Pengawas. "Jangan rangkap jabatan," ujarnya. Dalam rapat anggaran di tingkat komisi, masalah rangkap jabatan anggota TGUPP ini telah mengemuka. Bahkan Merry meminta Komisi E untuk memanggil dewan pengawas RSUD tersebut. Anggota Komisi E Dian Pratama juga mempertanyakan dasar penunjukan Haryadi karena dualisme jabatan antara Dewan Pengawas Rumah Sakit dan sebagai TGUPP Anies Baswedan. "Apa boleh satu menerima gaji sebagai TGUPP satu sebagai dewan pengawas," ujarnya.(tempo.co) from Berita Heboh https://ift.tt/2PnfTS3 via IFTTT  |
| PKS Kecam UU Kewarganegaraan Di India yang Dinilai Diskriminasi Muslim Posted: 15 Dec 2019 01:55 AM PST  Beritaterheboh.com - RUU Amandemen Kewarganegaraan (CAB) di India baru saja disahkan. Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Sukamta, mengecam pengesahan UU yang dinilai mengandung unsur diskriminasi terhadap umat Islam. "Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, bangsa kita lahir atas deklarasi penghapusan atas penjajahan di atas dunia. Indonesia juga harus terlibat aktif dalam menghadirkan ketertiban dunia. Maka pelanggaran HAM yang berwujud pengesahan UU diskriminatif oleh pemerintah India harus jadi perhatian pemerintah Indonesia," kata Sukamta dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/12/2019). Karena itu, Sukamta meminta pemerintah segera melakukan klarifikasi kepada pemerintah India terkait UU yang dinilai diskriminatif ini. Dia mendesak pemerintah melakukan protes kepada India atas UU ini. "Isu ini sangat sensitif. Pasti akan memicu reaksi di berbagai belahan dunia. Konflik horizontal bisa meluas ke negara-negara yang lain. India semestinya paham konsekuensi buruk yang akan lahir dari UU diskriminatif," tutur politikus PKS ini. Selain itu, dia meminta Kemenlu RI segera memanggil Dubes India. Semata-mata agar Indonesia bisa menyampaikan keberatannya atas UU tersebut. "Saya minta pemerintah melalui Kemenlu segera memanggil Dubes India untuk sampaikan keberatan Indonesia atas UU diskriminatif, dan desakan pencabutan UU tersebut. Ini adalah perwujudan politik luar negeri yang bebas aktif," pungkas anggota DPR RI asal Yogyakarta. Sebagaimana diketahui, RUU CAB baru saja disahkan menjadi UU pada Jumat (13/12). UU baru ini dianggap diskriminatif karena hanya berlaku bagi imigran asal Bangladesh, Afghanistan, dan Pakistan yang beragama Hindu, Sikh, Kristen, Jain, Parsis, dan Buddha. Islam tidak disebut dalam UU tersebut, sehingga mengancam keberadaan imigran muslim. UU ini juga telah memicu protes di India. Seperti dilansir dari AFP, Jumat (13/12), demonstrasi yang berlangsung berakhir dengan bentrok antara polisi dan demonstran di wilayah Guwahati. Beberapa di antaranya luka-luka dan dua orang tewas.(detik.com)
from Berita Heboh https://ift.tt/2rNygXo via IFTTT  |
| Petugas PPSU Bantah Video Viral Jebur Got untuk Perpanjang Kontrak. Ini Pengakuannya Posted: 15 Dec 2019 01:55 AM PST  Beritaterheboh.com - Video sejumlah laki-laki dan perempuan berdiri sambil berbaris dua banjar dalam got di Jelambar, Jakarta Barat, viral di media sosial. Kegiatan tersebut dilakukan bagi petugas honorer K2 DKI Jakarta yang ingin diperpanjang kontrak kerjanya. Merdeka.com mengonfirmasi adanya kabar 'syarat tak tertulis' bagi honorer yang ingin perpanjang kontrak dengan merendam diri di got. Budiman, bukan nama sebenarnya, membantah isu tersebut. Budiman mengatakan setiap tahun aktivitas seperti itu kerap dilakukan. Bukan sebagai syarat agar kontrak diperpanjang, melainkan ajang membangun keakraban bagi tenaga honorer baru dengan yang lama. Budiman yang bekerja sebagai PPSU sejak dua tahun lalu itu menyayangkan adanya isu liar seperti itu. Padahal, orang-orang yang masuk ke dalam got itu tidak merasa mendapat perlakuan intimidasi. "Sebenarnya kita emang ngajuin sendiri. Nih buat anak baru-baru mendingan kita nyemplung aja biar kita sama rata," kata Budiman saat berbincang dengan merdeka.com, Minggu (15/12/2019). Aksi nyebur di got dikatakannya tidak hanya dilakukan di Kelurahan Jelambar saja. Ia pun mengaku heran kegiatan di got pada Selasa (10/12/2019) siang itu menjadi polemik. Memang, kata Budiman, sebagian orang yang ada dalam video itu akan perpanjangan kontrak honorer. Namun, pertimbangan apakah diperpanjang atau tidak suatu kontrak ada tes yang harus dilalui. "Entar ada tes tulis, tes wawancara, ada lagi. Enggak (syarat perpanjang kontrak berendam di got). Itu bohong yang seperti itu," kata dia. Sementara itu, merdeka.com belum bisa menghubungi lurah Jelambar. Viral Sebelumnya, Viral beredar video Pegawai honorer K2 di lingkungan DKI Jakarta disuruh masuk ke dalam got saat perpanjangan kontrak Penyedia Jasa Lainnya Perseorangan (PJLP). Diketahui, peristiwa itu terjadi di Jelambar, Jakarta Barat. Seluruh pihak yang terlibat pun telah diperiksa. Termasuk salah satunya adalah Lurah Jelambar, Agung Triatmojo "Seluruh Panitia dan dan Lurah selaku kepala unitnya diperiksa Tim Gabungan Inspektorat dan BKD, tingkat provinsi hingga Jakarta Barat," kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah DKI Jakarta Chaidir.(liputan6.com) from Berita Heboh https://ift.tt/2qUDDUj via IFTTT  |
| UFC 245 Fighter Payouts: Usman And Covington Top Earners - Forbes Posted: 15 Dec 2019 12:57 AM PST  |
| UFC 245 Fighter Payouts: Usman And Covington Top Earners - Forbes Posted: 15 Dec 2019 12:57 AM PST  |
| UAS Curhat Memilukan, Tertekan Gegara Bulliyan, Eks Istri Unggah Status: Mengeluh Bawa Tekanan Posted: 15 Dec 2019 12:25 AM PST  Ustaz Abdul Somad mengaku kerap mendapatkan cacian hingga membuatnya tertekan. Ia merasa berat menjalani hari-harinya. Terlebih setelah perceraiannya dengan sang istri, Mellya Juniarti. Seperti yang diketahui, Ustaz Abdul Somad baru saja bercerai dengan istrinya, Mellya Juniarti. Perceraian pria yang akrab disapa UAS itu bergitu menghebohkan publik. Pasalnya sebelumnya rumah tangga UAS dengan sang istri nampak adem-ayem dan jauh dari isu tak sedap. Peceraiannya pun sebelumnya juga tidak tercium media. Publik banyak bertanya-tanya apa penyebab keduanya bercerai Ustaz Abdul Somad juga tidak memberikan klarifikasinya secara langsung. Sedangkan Mellya Juniarti, beberapa kali mencurahkan isi hatinya lewat media sosial pasca bercerai. Perceraian mereka menuai tanda tanya besar bagi masyarakat. Berbagai kabar dan pengakuan pun berseliweran dari orang-orang terdekat. Tentu saja hal itu membuat Ustaz Abdul Somad (UAS), ustaz sejuta viewers itu tertekan. Berbicara soal Ustaz Abdul Somad merasa tertekan, ternyata ia pernah mengakuinya sedang menghadapi tekanan hidup. UAS mengakui dirinya sedang menghadapi masalah berat dalam hidupnya. "Saya termasuk sedang dalam menghadapi tekanan berat," "Ejekan, cacian, makian, hujatan di internet, luar biasa," ungkap UAS di sela-sela ceramahnya di hadapan para jemaahnya, seperti yang dikutip dari unggahan @asbab.dakwah, yang diposting pada Jumat (13/12/2019). Hingga akhirnya UAS tersadar mengenai masalah keadaan yang menimpa dirinya. UAS mengungkapkan curhatannya kepada Ustaz Abdullah Hadromi. Lalu ia diingatkan agar dirinya mengingat tiga perkara dalam hidup. Pertama, ia diingatkan agar tidak ada satu pun manusia yang selamat dari lidah manusia. Misalnya ejekan, cacian, hingga fitnah dan lain sebagainya. Oleh karena itu UAS menyarankan agar setiap manusia hendaknya bersabar. "Jadi kalau dicaci, dimaki, sabar, tidak ada satu pun di dunia ini yang selamat dari omongan orang," jelasnya. Menurutnya, mustahil bagi seseorang yang menyangka dirinya selamat dari omongan manusia. Kedua, UAS diingatkan bahwa hidup itu memang sulit. "Selama kau jalani hidup maka hidup ini tidak akan ada tenangnya," ujar UAS. Ketiga, kemudian UAS juga diingatkan tentang kematian. Bahwa tidak ada satu pun manusia yang selamat dari kematian Diketahui eks istri UAS, Mellya Juniarti sering kali membagi curahan hatinya (Curhat) yang menyayat hati dan mengharukan. Pada statusnya Mellya Juniarti tidak menyebutkan nama. Tapi netizen selalu mengira-ngira jika status-statusnya adalah sindiran kepada UAS. Seperti halnya postingan terbaru, Mellya Juniarti kembali mengunggah video dengan judul'Mengeluh Bawa Tekanan, Bersyukur Bawa Ketenangan'. Mellya Juniarti menuliskan caption Bismillah MasyaAllah TabarakaAllah Warganet lantas ramai memberi support. Semangat ummi...sy bisa merasakan apa yg skrg ummi rasakan..krn sy pernah merasakan duluuu...hidup terus berjalan..dan ada hikmah nya di balik semua kejadian..utk instropeksi diri dan perbaikan diri sendiri..tidak ush melihat kanan kiri dan belakang..lihat ke depan...ada buah hati yg membutuhkan ummi..Allah selalu ada buat kita ...❤️, ungkap akun fie4233 Semangat ummi, yang kuat yaa ❤️ jangan bersedih hati, sehat selalu 💜, tambah akun ayuindah94 Semangaaat... mungkin taqdir jodoh ummu hanya sampe disini. Jgn sedih, apalagi menangisi... ikhlas dgn skenario Allah. Sgra menata hati, utk membesarkan si buah hati. Dan teruslah bersandar kpd Sang Illahi Robbi. Salam dari Surabaya, akun Titi_kinar beri semangat Smg ttp tabah mb, ujar akun reezamuba bt from Berita Heboh https://ift.tt/38GzzrR via IFTTT  |
| Posted: 14 Dec 2019 11:55 PM PST  Hal itu tertuang di dalam Surat Edaran Menteri BUMN Nomor SE-9/MBU/12/2019 tentang Penerapan Etika dan atau Kepatutan Dalam Rangka Pengurusan dan Pengawasan Perusahaan yang ditandatangani 12 Desember 2019. "Untuk BUMN yang rugi agar menggunakan kelas ekonomi dengan tetap memperhatikan kualitas pelayanan dan kenyamanan penyedia jasa penerbangan," demikian bunyi poin isi pada pasal 2 ayat 1 seperti dikutip kumparan, Minggu (15/12). Sementara untuk BUMN yang memiliki kinerja yang baik diperbolehkan untuk naik di kelas bisnis saat perjalanan dinas. Namun tetap harus memperhatikan prinsip kewajaran, kebutuhan dan kemampuan BUMN. Menurut Erick, hal itu dilakukan karena perjalanan dinas BUMN harus dilaksanakan dengan memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, selektifitas, serta mengedepankan kepentingan kemajuan perusahaan. Tak hanya itu. Erick Thohir juga meminta jamuan yang diberikan BUMN harus berdasar pertimbangan kepentingan perusahaan, yakni aspek efisiensi, selektif, kewajaran dan kelaziman di dunia usaha. Dengan adanya surat ini, Surat Edaran Nomor SE-08/MBU/12/2015 tentang Perjalanan Dinas ke Luar Negeri Bagi Direksi dan Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas BUMN sudah tidak berlaku. Dalam surat yang ditandatangani Rini Soemarno itu, tak ada aturan kelas pesawat bagi pejabat BUMN.(kumparan.com) from Berita Heboh https://ift.tt/34lSxjW via IFTTT  |
| GNPF Ulama Bela Pemprov DKI Soal Penghargaan Diskotek. Ini Alasannya Posted: 14 Dec 2019 10:25 PM PST  "Saya pikir tidak ada sesuatu yang aneh," ucap Yusuf Martak kepada CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Sabtu (14/9). Yusuf seolah risih dengan beragam komentar di jagat media sosial yang menyudutkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait penghargaan tersebut. Ada sejumlah alasan mengapa Yusuf memberikan pembelaan. Yusuf menjelaskan bahwa Pemprov DKI Jakarta tidak melanggar peraturan tertentu ketika memberikan penghargaan Adikarya Wisata kepada diskotek Colosseum. Karenanya, tidak ada yang salah. Pemberian penghargaan juga telah melewati berbagai pertimbangan. Misalnya, diskotek Colosseum memiliki peran dalam menyerap tenaga kerja serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan perkembangan pariwisata di ibu kota. "Dan tidak hanya diputuskan oleh gubernur serta stafnya, tetapi ada dewan juri yang tidak tanggung-tanggung. Orang- orangnya memang berpengalaman sekali dalam bidangnya," ucap Yusuf. Dia heran ketika penghargaan kepada Colosseum diberikan dipertanyakan banyak orang. Padahal, kata Yusuf, ada pihak lain yang juga diberikan penghargaan serupa namun hanya Colosseum yang dijadikan polemik. "Penghargaan itu bukan diberikan hanya untuk satu. Terdiri dari tempat hiburan, diskotek, hotel, restoran, travel, penerbangan, bahkan ada sekolah menengah kejuruan, sekolah tinggi, lalu media, media elektronik," imbuhnya. Yusuf mengaku kenal dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menurutnya, Anies merupakan sosok yang sangat hati-hati sebelum memutuskan sesuatu.(CNNIndonesia.com) from Berita Heboh https://ift.tt/2LSy6Vq via IFTTT  |
| Istri Gubernur Sumbar Bicara 'Tembak Mati', Ini TRespon Andre Rosiade Posted: 14 Dec 2019 10:25 PM PST  "Saya hanya bertugas menjalankan peran dan memperkuat fungsi pengawasan anggota DPRD dari Fraksi Gerindra. Kalau mau komen apa saja, terserah. Mau tembak... mau offside... mau apa... terserah," kata Andre kepada wartawan, Minggu (15/12/2019). Dia mengatakan berupaya menginisiasi hak interpelasi karena timbul keresahan di masyarakat akibat seringnya Gubernur Sumbar Irwan Prayitno melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. Dia menegaskan pihak Irwan sebenarnya tak perlu risi jika memang perjalanan-perjalanan ke luar negeri itu tak bermasalah. "Ingat, saya hanya menunjukkan peran anggota DPRD dari Gerindra dan alhamdulillah sudah mendapat dukungan luas. Yang tidak mendukung juga boleh. Ini alam demokrasi dan publik bisa menilai sendiri. Santuy aja bro. Kalau bersih, nggak perlu risi," ujarnya. Saat ini beredar screenshot percakapan di sebuah grup WhatsApp (WA) yang berisi pernyataan bernada ancaman yang dilontarkan oleh Nevi. "Maunya apa sich andre itu laporan pak guspardi gaus krn datang tidak dilayani pemda sdg sibuk jangan ikut ikut kalau nggak ngerti masalah kelakuan andre ini buat jelek nama gerindra di sumbar kalau ada yang tembak mati andre di sumbar ibu nggak mau tanggung jawab banyak pendukung bapak di sumbar kasihan keluarga kalau andre kelakuan spt LSM begini. Padahal ang dewan terhormat," demikian tulis Nevi di grup WA bernama TF Politik Hukum Hankam A seperti yang dilihat, Minggu (15/12/2019). Nevi juga meminta admin grup itu mengeluarkan Andre dari grup. Screenshot chat itu tersebar di kalangan netizen Sumbar, baik di sejumlah grup WA ataupun Facebook, sejak Sabtu (15/12). Tentu saja penyebaran chat ini membuat hangat suasana politik lokal. Sejumlah netizen membuat posting-an di akun medsosnya mengkritik kata-kata tersebut. Nevi sudah dihubungi soal chat tersebut. Namun politikus PKS tersebut belum memberi pernyataan. "Bentar saya jawab, ya," ujar Nevi saat dihubungi Sabtu (14/12) sekitar pukul 22.00 WIB. Hingga pagi ini, Nevi, yang beberapa kali dihubungi, belum memberi pernyataan. Nevi saat ini duduk di Komisi VI DPR. Artinya, dia satu komisi dengan Andre Rosiade. (tor/dnu/detik.com) from Berita Heboh https://ift.tt/2PncQJC via IFTTT  |
| Heboh Istri Gubernur Sumbar Bicara 'Kalau Ada yang Tembak Mati Andre' Posted: 14 Dec 2019 08:55 PM PST  Beritaterheboh.com - Fraksi Partai Gerindra DPRD Sumatera Barat (Sumbar) menginisiasi penggunaan hak interpelasi terhadap Gubernur Sumbar Irwan Prayitno. Atas manuver itu, tanggapan istri Gubernur Sumbar, Nevi Zuariana, bikin heboh di Sumbar. Inisiasi Fraksi Gerindra DPRD Sumbar diketahui atas perintah Ketua DPD Sumbar yang baru, Andre Rosiade. Nah, saat ini beredar screenshot percakapan di sebuah grup WhatsApp (WA) yang berisi pernyataan bernada ancaman yang dilontarkan oleh Nevi. "Maunya apa sich andre itu laporan pak guspardi gaus krn datang tidak dilayani pemda sdg sibuk jangan ikut ikut kalau nggak ngerti masalah kelakuan andre ini buat jelek nama gerindra di sumbar kalau ada yang tembak mati andre di sumbar ibu nggak mau tanggung jawab banyak pendukung bapak di sumbar kasihan keluarga kalau andre kelakuan spt LSM begini. Padahal ang dewan terhormat," demikian tulis Nevi di grup WA bernama TF Politik Hukum Hankam A seperti yang dilihat, Minggu (15/12/2019). Nevi juga meminta admin grup itu mengeluarkan Andre dari grup. Baca juga: Ketua Gerindra Sumbar Minta Tito Investigasi Kunker LN Gubernur Irwan Screenshot chat itu tersebar di kalangan netizen Sumbar, baik di sejumlah grup WA ataupun Facebook, sejak Sabtu (15/12) kemarin. Tentu saja penyebaran chat ini membuat hangat suasana politik lokal. Sejumlah netizen membuat postingan di akun medsosnya mengkritik kata-kata tersebut. Nevi sudah dihubungi soal chat tersebut. Namun politikus PKS belum memberi pernyataan. "Bentar saya jawab ya," ujar Nevi saat dihubungi Sabtu (14/12) sekitar pukul 22.00 WIB malam. Hingga pagi ini Nevi yang beberapa kali dihubungi belum memberi pernyataan. Nevi saat ini duduk di Komisi VI DPR. Artinya, dia satu komisi dengan Andre Rosiade. Andre Rosiade. Andre Rosiade. Foto: Anggota Fraksi Gerindra Andre Rosiade/Dok Istimewa Baca juga: Ketua PKS Tak Masalah Gerindra Inisiasi Interpelasi Gubernur Sumbar, Asal... Andre memang bicara keras soal perjalanan-perjalanan luar negeri Gubernur Sumbar. Tak hanya menginisiasi interpelasi, dia bahkan meminta Mendagri Tito Karnavian menginvestigasi perjalanan-perjalanan Irwan Prayitno. "Mendagri Pak Tito Karnavian harus menginvestigasi perjalanan luar negeri Gubernur Sumbar, karena sering sekali, hampir setiap bulan dia ke luar negeri, bahkan ada yang sebulan dua kali," kata Andre kepada wartawan, Sabtu (14/12). Kabiro Humas Pemprov Sumbar Jasman Rizal menegaskan kunjungan luar negeri Gubernur Irwan sesuai dengan aturan dan telah ada izin resmi. Untuk Kolombia, Irwan memenuhi undangan dari pihak pengundang. "Beliau ke LN bukan atas keinginan sendiri, tetapi karena ada undangan resminya," ujar Jasman saat dimintai konfirmasi, kemarin. Soal interpelasi yang diinisiasi Gerindra, dia mengatakan Pemprov Sumbar siap menjawab. Dia menegaskan manuver Gerindra itu tak perlu dikhawatirkan. "Interpelasi kan haknya Dewan dan ada regulasinya. Saya rasa ndak masalah dan kita siap juga menjawabnya," tutur Jasman. from Berita Heboh https://ift.tt/2RStwu9 via IFTTT  |
| Meradang Soal Kebijakan Ekspor Benih Lobster, Susi Tulis Kalkulasi Keuntungan Tanpa Harus Ekspor Posted: 14 Dec 2019 08:55 PM PST  Beritaterheboh.com - Susi Pudjiastuti kembali meradang menanggapi sikap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang berkukuh mengekspor benih lobster. Susi malah balik mempertanyakan Indonesia yang harus memikirkan petambak lobster Vietnam "Sehingga kita harus ekspor bibit lobster ke Vietnam ??????Terlalu bodohkah saya untuk mengertikah maksud yg dibicarakan ? ????," kata Susi seperti dikutip dari akun Twitter-nya @susipudjiastuti, Sabtu, 14 Desember 2019. Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Indonesia Kerja ini mengatakan lobster tidak perlu ditambak. Yang diperlukan adalah mengatur dan menjaga ukuran tangkapnya. Pasalnya, Susi melihat lobster di alam besar lebih cepat dan beranak pinak terus menerus berkelanjutan. "Akhirnya lobster akan terus ada dan banyak untuk kesejahteraan nelayan-nelayan penangkap," ujar Susi. Pernyataan Susi menanggapi Menteri Edhy yang mengambil contoh budidaya lobster di Vietnam. Edhy menyebutkan budidaya lobster sudah dilakukan di negara-negara Asia, salah satunya Vietnam. Di Vietnam, kata Edhy, benih lobster yang dibudidayakan bisa mencapai 70 persen. Namun pertumbuhan benih lobster untuk bertahan hidup tidak mencapai satu persen. Oleh karena itu, Edhy menjanjikan bila budidaya lobster seperti di Vietnam berhasil diterapkan di Tanah Air, maka lobster yang telah berkembang biak dengan sempurna bakal dilepaskan. Dari semua yang dibudi daya, lima persennya kami kembalikan lagi ke alam sekitar umur 3 bulan, 4 bulan, bahkan 5 bulan. Nanti lima persennya kami kembalikan ke alam," ucapnya. Sebelumnya Susi juga pernah mengkritik rencana Edhy Prabowo itu. Susi menuturkan harga seekor lobster dewasa sangat mahal. Misalnya satu kilogram biota laut yang siap santap dihargai tidak kurang dari Rp 800 ribu. "Bibitnya diambil dan dijual hanya dengan harga 30 ribu saja, berapa rugi kita," seperti dikutip dari postingan Instagramnya, Rabu lalu. Susi mencontohkan mahalnya satu ekor lobster mutiara dewasa berbobot 400 gram, yakni bisa mencapai Rp 1 juta. Karena itu ia menyayangkan, biota laut jenis itu hanya dihargai Rp 300 ribu di negara Vietnam. "Kita jual ke vietnam hanya 300-350 ribu," ujarnya. Penolakan ekspor benih lobster juga disuarakan oleh ekonom dari Universitas Indonesia, Faisal Basri. "Ekspor benih lobster dulu sudah dilarang. Sekarang mau dibuka. Sudah gila apa ini," ujar Faisal disambut gelak lirih para peserta diskusi, Selasa lalu. Menurut Faisal, pembukaan kembali keran ekspor bayi lobster akan berpengaruh buruk, baik terhadap iklim dagang maupun lingkungan. Ia memandang kebijakan itu bakal memberi celah mafia untuk bergerilya. Seumpama diberi keleluasaan untuk mengirimkan benih lobster ke luar negeri, Faisal memperkirakan mafia bakal bermunculan untuk meraup keuntungan besar. Sebab, harga beli benih lobster saat ini telah mencapai 5.000 yen per ekor. Adapun terhadap lingkungan, ekspor benih lobster dikhawatirkan bakal menimbulkan eksploitasi besar-besaran. "Telur-telur lobster itu rusak. Dia enggak peduli laut kita rusak lagi," ucap Faisal Basri.
from Berita Heboh https://ift.tt/38G9yJd via IFTTT  |
| 3 Keluarga Jokowi Mendaftar Jadi Calon Kepala Daerah, Siapa Saja? Posted: 14 Dec 2019 07:25 PM PST  Beritaterheboh.com - Putra sulung Presiden Joko 'Jokowi' Widodo, Gibran Rakabuming Raka, telah mendaftarkan diri ke Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan untuk menjadi bakal calon Wali Kota Solo 2020. Ternyata, dari keluarga Jokowi, tidak hanya Gibran yang memutuskan terjun ke dunia politik di periode kedua pemerintahan mantan Wali Kota Solo itu. Menantunya, Bobby Nasution, suami dari Kahiyang Ayu, juga ikut ambil bagian dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2020. Bahkan, keluarga menantunya juga dikabarkan akan bertarung dalam kontestasi politik 2020. Berikut profil keluarga Jokowi yang akan bertarung di Pilkada serentak 2020. 1. Gibran resmi mendaftar ke PDIP untuk Pemilihan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka akhirnya memutuskan untuk ikut bertarung pada Pemilihan Wali Kota Solo melalui PDI Perjuangan. Ia resmi mendaftarkan diri ke DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Kamis (12/12). Tak tanggung-tanggung, ia ditemani 980 relawan pendukungnya. Mereka berpawai dengan bus ke kantor DPD PDIP Jawa Tengah di Kota Semarang. "Relawan masyarakat Solo yang mau mengantar Gibran mendaftarkan diri ke DPD PDIP Jateng, luar biasa, ada ribuan orang, tetapi panitia hanya membatasi sebanyak 20 armada bus untuk mengangkut mereka," kata Kuat Hernawan Santoso, koordinator relawan pendukung Gibran, dikutip dari Antara. Gibran ke DPD PDIP Jateng mengambil formulir pendaftaran pencalonan, dan kemudian langsung mengembalikan sebagai bakal calon dalam Pilkada Solo 2020. "Gibran juga sudah mempersiapkan persyaratan seluruhnya untuk pendaftaran ke DPD. Setelah mengambil formulir langsung mengembalikannya," kata Kuat. 2. Bobby Nasution mendaftar jadi bakal calon Wali Kota Medan ke PDIP dan Golkar Menantu Presiden Jokowi, Bobby Afif Nasution, mendatangi kantor DPD PDI Perjuangan di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara, Selasa (3/12). Kehadiran Bobby untuk mengembalikan formulir pendaftaran sebagai bakal calon (balon) wali kota untuk Pilkada Medan 2020. Beberapa hari kemudian, Bobby juga mendatangi Sekretariat DPD Golkar Medan, Jalan Gatot Subroto, Medan, Jumat (13/12). Didampingi sang paman, Doli Sinomba Siregar, kedatangan Bobby adalah untuk mengembalikan formulir pendaftaran bakal calon Wali Kota Medan. Doli juga merupakan kader Golkar. Kedatangannya ke Golkar semakin memperlihatkan kalau Bobby memang serius untuk maju di Pilkada Kota Medan 2020. 3. Inge, kakak Bobby Nasution pernah diwakilkan ambil formulir ke PDIP untuk Pilkada Simalungun  instagram/ingenst Di Pilkada Simalungun, keluarga Presiden Jokowi juga akan bertarung, yakni Inge Amelia Nasution. Inge adalah kakak Bobby Nasution, suami dari putri Presiden Jokowi, Kahiyang Ayu. Inge merupakan mantan anggota DPRD Sumut 2014-2019 dan kembali maju di Pileg 2019 dari Partai Nasdem. Namun, perjalanannya terhenti karena suara yang diraihnya dari Dapil Sumut 10 kalah dengan calon lainnya. Ia akan mencoba bertarung menjadi Wakil Bupati Simalungun. Tim penjaringan, Eddy Rusman Purba mengatakan, Inge Nasution tidak mengambil langsung formulir pendaftaran, melainkan diwakilkan oleh seseorang bernama Krisman Silalahi. "Diambil pada hari Kamis 5 September 2019. Kalau untuk balon wabup itu ada dua yang tidak ngambil langsung. Inge dengan Jhon MT Saragih," katanya, di kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Simalungun beberapa waktu lalu. Namun, hingga kini Inge ataupun perwakilannya belum mengembalikan formulir tersebut ke PDIP.(IDNTimes.com) from Berita Heboh https://ift.tt/2Ehs78D via IFTTT  |
| Posted: 14 Dec 2019 07:25 PM PST  Beritaterheboh.com - Hati orang tua mana yang tidak hancur ketika sang buah hati yang dicintainyahampir lumpuh. Dilansir Grid.ID dari akun Facebook David Fernando Napitupulu pada Kamis (12/12/2019),seorang ibumembagikan kisahnya mengenai sang anak yang mengalami bocor tulang sumsum dan nyaris lumpuh. Pada laman Facebook atas nama David itu, ia bercerita bahwa ada seseorang yang mau mencium anaknya. Anaknya yang notabene tak mau untuk dicium dan tidak mau dipaksa itu akhirnya memberontak. Setelah memberontak, anak tersebut kemudian menangis kencang seolah kesakitan. Awalnya sang ibu mengira anaknya hanya mengalami keseleo biasa. Namun buah hatinya itu tetap menangis kesakitan. Melihat ada yang aneh pada kepala anaknya yang miring dan tidak bisa ditegakkan, membuat ibu tersebut membawanya ke rumah sakit dan ke dokter syaraf. Mendapati hasil rontgen tulang anaknya baik-baik saja, ia pun disarankan untuk menemui dokter syaraf anak. Namun pada saat itu dokter syaraf yang berada di RS Hermina tersebut sedang cuti. Kemudian ibu tersebut membawa anaknya ke Rumah Sakit besar Gatot Subroto, dan disarankan untuk MRI. Seperti tersambar petir di siang bolong, setelah hasil MRI itu keluar, ia mengetahui kondisi anaknya yang mengalami bocor tulang sumsum dan hampir mendekati kelumpuhan. Bahkan tangan kiri sang bocah sudah tidak bisa digerakkan. Balita malang yang masih berumur 1,4 tahun itu pun harus menjalani puasa untuk menjalani operasi. Operasi berjalan lancar selama 4 jam lebih. Setelah operasi berakhir, sang ibu bersyukur bahwa anaknya dapat diselamatkan. Sang ibu berpesan kepada semua orang agar tidak memaksa mencium anak bila anak tersebut tidak mau dan berharap tidak ada kejadian seperti ini terulang lagi. "Kalau anak ga mau dicium, jangan dipaksa," tulisnya sambil membagikan potret anaknya setelah operasi. Unggahannya tersebut saat ini telah dibagikan seribu kali.(grid.id) from Berita Heboh https://ift.tt/2PKjdFU via IFTTT  |
| Menko Polhukam Sindir Telak Kelompok yang Gemar Mengkafirkan Orang Lain Posted: 14 Dec 2019 06:25 PM PST  Beritaterheboh.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkon Polhukam) Mahfud Md menuturkan, di Indonesia ada kelompok Islam yang kerap mengkafirkan kelompok lainnya. Mahfud mengelompokkannya menjadi tiga, yaitu takfiri, jihadis, dan ideologis. "Tidak bisa dibantah bahwa ada kelompok Takfiri. Yaitu kelompok yang selalu menyatakan orang lain kafir. Orang lain salah kalau tidak sama dengan dia," ujar Mahfud saat pidato di Mukernas V PPP, Jakarta, Sabtu (14/12/2019). "Kalau orang misal pegang boneka Garuda dikira menyembah berhala. Takfiri. Menyalahkan orang lain," sambungnya. Kemudian, ada kelompok Jihadis. Menurutnya, tidak bisa dibantah saat ini banyak orang jihadis yang melakukan pengeboman. "Membunuh orang, pikirannya ngebom saja terhadap orang yang tidak sama. Namanya jihadis," ujar Mahfud. Ideologi Khilafah Selanjutnya, kata dia, ada kelompok ideologis yang mengatakan negara ini salah dan harus dirombak dengan sistem lain, seperti khilafah islamiyah. "Ketiga ada ideologis. Yang mengatakan negara ini salah. Harus rombak negara ini ganti sistem lain. Ganti negara Islam," ucap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu. Reporter: Muhammad Genantan Saputra Sumber: Merdeka.com from Berita Heboh https://ift.tt/2EkZbwu via IFTTT  |
| Luhut Dukung Edhy Prabowo Buka Ekspor Benih Lobster. Ini Alasannya Posted: 14 Dec 2019 04:25 PM PST  Beritaterheboh.com - Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendukung langkah Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo yang berencana akan membuka ekspor benih lobster. Menurutnya, ada dampak ekonomi yang besar dari rencana tersebut dibandingkan harus ditutup keran ekspornya. "Nilai tambah juga, daripada sekarang ini diselundupkan 80 persen, lebih bagus dikontrol. Kan ujung-ujungnya pengawasan," kata Luhut di kantornya kamis (12/12/2019). Dalam beberapa tahun masa kepemimpinan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri KKP di periode sebelumnya, ada aturan yang melarang benih lobster untuk diekspor khusus ukuran di bawah 200 gram. Namun, Edhy menemukan penyelundupan hingga ke Vietnam meski aturan tersebut berlaku. Meski demikian, Luhut tetap meyakini pelanggaran akan tetap ada. "Dulu ada masalah sekarang juga ada masalah. Apa nanti dengan gini nggak ada masalah, ya nggak lah ada masalah tapi masalahnya makin kecil, kalo pengawasan lebih bagus dan jelas," lanjutnya. Keyakinan Luhut untuk mendukung wacana program Edhy itu dikarenakan peluang hidup benih lobster juga tidak besar, bahkan hanya 1% bila di alam bebas. Namun, bukan berarti semua benih akan diekspor. "Sebagian tetap dilepaskan. 5% ke habitatnya. Supaya benih nggak hilang. Sudah ada hitung-hitungan ilmiahnya lah, studinya sudah ada. Apapun studi itu, implementasi penting. Super penting pengawasan," sebut Luhut. Sebelumnya, wacana kebijakan Edhy sempat dikritik oleh pengamat ekonomi Faisal Basri karena akan kembali mengekspor bibit lobster. Bahkan, Faisal menyebut keputusan Edhy itu hal yang gila. "Belum dua bulan kabinet ada justru ekspor benih lobster dicabut. Sekarang? Jual jual, heh, lobster itu kita besarkan. Udah gila ini. Jadi mungkin kita yang berada di luar politik ini bisa matching kan gitu ya antara tuntutan dan tantangan yang kita hadapi dengan peluang-peluang yang ada. Dan ini kan pada akhirnya akan meningkatkan dosis pajak," kata Faisal Basri di Kemenkeu, Selasa (10/12). (hoi/hoi/cnbcindonesia.com) from Berita Heboh https://ift.tt/2YU5LmX via IFTTT  |
| Viral Tagihan Parkir di Bandara sampai Rp 10 Juta, Ini Tarifnya Posted: 14 Dec 2019 04:25 PM PST  Beritaterheboh.com - Belum lama ini, viral di media sosial mengenai kejadian tarif parkir mencapai belasan juta rupiah. Peristiwa ini terjadi di Bandara Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah. Pihak bandara mendapati ada dua kendaraan yang diparkir selama berbulan-bulan. Dua kendaraan itu, yakni sepeda motor dengan nomor polisi AE 2570 XQ dan mobil dengan pelat nomor B 8276 XQ. General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo Solo Abdullah Usman mengatakan, dari data yang ada, motor tersebut tercatat sudah parkir lebih kurang empat bulan. Sementara untuk mobil, sampai sekarang belum diambil pemiliknya. "Kemarin sepeda motornya sudah diambil, habisnya Rp 4 juta. Untuk mobil, saat ini tarifnya sudah sampai Rp 10 juta. Kalau dari datanya itu mobil Jakarta, ini sudah enam bulan," kata Abdullah di Solo, beberapa waktu lalu. Saat tim Kompas.com menghubungi operator telepon Bandara Adi Soemarmo, disebutkan bahwa tarif yang berlaku untuk roda dua, yakni Rp 25.000 per 24 jam dan untuk roda empat Rp 50.000 per 24 jam. "Tidak ada tarif maksimalnya, tarifnya akan jalan terus," ujar operator telepon tersebut saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini. Operator tersebut menambahkan, untuk tata cara parkir inap tidak ada prosedur khusus. Bisa langsung datang saja dan menitipkan kendaraannya, yang terpenting karcis parkir jangan sampai hilang.(kompas.com) from Berita Heboh https://ift.tt/2tjwbmu via IFTTT  |
| TGUPP Diminta Transparan, Bambang Widjajanto Baperan Hingga Ngomel-Ngomel Begini Posted: 14 Dec 2019 04:25 PM PST  Beritaterheboh.com - Anggota Bidang Hukum dan Pencegahan Korupsi TGUPP (Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan) Bambang Widjojanto, memberikan tanggapannya soal permintaan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD DKI Jakarta. Yakni agar TGUPP melakukan transparansi kinerja. Menurut Bambang Widjajanto, permintaan segelintir anggota itu tak mewakili suara dewan. "Apa semua anggota dewan minta begitu? Yang minta itu siapa? Apakah permintaan dia mewakili dewan?," ujar Bambang di Gedung Tempo, Jakarta Barat, Sabtu, 14 Desember 2019. Selain itu, Bambang menjelaskan segelintir kasus seperti soal anggaran fantastis Pemprov DKI dalam pembelian lem Aibon, tak lantas dapat digunakan untuk menilai kinerja KPK DKI buruk. Sebab, di sisi lain Pemprov DKI baru mendapat penghargaan dari lembaga pemerintahan sebagai provinsi terbaik yang tingkat korupsinya bisa dikendalikan. "Teman-teman di DPRD DKI saat ini baru kerja berapa lama sih? Terus lo menilai gua yang sudah 2 tahun kerja? Kan nggak fair," ujar dia. Sebelumnya, sejumlah anggota DPRD mulai menyinggung soal transparansi kinerja TGUPP. Permintaan ini terkait dengan peningkatan anggaran TGUPP. Menurut Anggota Fraksi PSI DKI William Aditya Sarana, kenaikan anggaran TGUPP yang terjadi setiap tahun, tidak berbanding lurus dengan kinerjanya. "Banyaknya anggaran dan personel TGUPP juga tidak mencerminkan kinerja gubernur sekarang. Jadi sebenarnya boros-borosin anggaran." Selain itu, ia juga menyorot sulitnya untuk melakukan pengawasan anggaran yang digunakan TGUPP, meski mereka menggunakan anggaran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI. "Kami tidak bisa mengawasi langsung ke TGUPP," ujar William Aditya. "Dilemanya di sini. Sudah anggaran besar hasilnya nggak ada. TGUPP jadi bagi-bagi kursi jabatan saja."(Tempo.co) from Berita Heboh https://ift.tt/2Po9FRX via IFTTT  |
| You are subscribed to email updates from IFKNews. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
| Google, 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States | |