IFKNews

IFKNews


Minus PKB, Ini Formasi Pimpinan DPR 2019-2024

Posted: 30 Sep 2019 11:07 PM PDT


Beritaterheboh.com - Formasi pimpinan DPR 2019-2024 nyaris terbentuk. 4 Fraksi sudah menetapkan nama di kursi pimpinan DPR, hanya PKB yang belum memutuskan pilihan.


Sesuai Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3), lima kursi pimpinan DPR menjadi milik lima partai peraih suara terbanyak. Kursi ketua DPR jadi milik PDIP sebagai pemenang Pemilu 2019, sementara 4 kursi wakil jadi milik Golkar, Gerindra, PKB, dan NasDem.


Baca juga: Sah! 575 Anggota DPR Periode 2019-2024 Resmi Dilantik


Dari 5 partai yang telah disebut di atas, hanya Fraksi PKB DPR yang belum memutuskan nama. 4 Fraksi lainnya sudah memilih nama pemilik kursi pimpinan DPR. Jika tak ada perubahan keputusan dari partai, maka formasi pimpinan DPR minus PKB akan jadi sebagai berikut:



Ketua DPR (PDIP): Puan Maharani

Wakil Ketua DPR (Golkar): Azis Syamsuddin
Wakil Ketua DPR (Gerindra): Sufmi Dasco Ahmad
Wakil Ketua DPR (NasDem): Rachmat Gobel
Wakil Ketua DPR (PKB): -

Para pimpinan DPR pilihan partai ini belum dilantik. Sementara ini DPR dipimpin oleh dua orang pimpinan sementara, dipilih dari anggota DPR tertua dan termuda. Penetapan pimpinan DPR definitif bisa dilakukan malam ini.



Begini Peta Kekuatan DPR 2019-2024, Koalisi Jokowi Dominan

DPR periode 2019-2024 telah dilantik. Peta kekuatan di Senayan telah berubah.

Hasil Pemilu 2019 telah menempatkan 9 parpol di DPR. Jumlah kursi di DPR bertambah menjadi 575 kursi. Mayoritas pemilik kursi-kursi itu adalah partai pendukung Jokowi.


PDIP jadi pemilik kursi paling dominan, dengan 128 kursi. Sementara PPP jadi partai pemilik kursi paling sedikit. Berikut komposisi detailnya:


PDIP: 128 kursi
Golkar: 85 kursi
Gerindra: 78 kursi
NasDem: 59 kursi
PKB: 58 kursi
Demokrat: 54 kursi
PKS: 50 kursi
PAN: 44 kursi
PPP: 19 kursi

Koalisi pendukung Jokowi, yang terdiri dari PDIP, Golkar, NasDem, PKB, dan PPP memiliki 349 kursi atau 60 persen kursi DPR. Sementara gabungan kursi 4 partai lainnya hanya berjumlah 226 kursi atau 40 persen kursi DPR.

Dominasi koalisi pro-Jokowi bisa kian kuat jika Gerindra dan Demokrat benar-benar mendeklarasikan dukungan ke Jokowi dan masuk barisan koalisi. Jumlah kursi pro-Jokowi akan menjadi 481 kursi atau 84 persen kursi DPR. Sementara jumlah kursi tersisa yang dimiliki PKS dan PAN hanya 94 kursi atau 16 persen kursi DPR.

(detik.com)

from Berita Heboh https://ift.tt/2oPNjhs
via IFTTT

Ancam Pihak yang Tuding Polisi Sebar Hoaks WA Anak STM, Ini Pernyataan Polri

Posted: 30 Sep 2019 10:27 PM PDT


Beritaterheboh.com - Mabes Polri membantah merekayasa percakapan whatsapp yang memojokkan anak STM sebagai massa bayaran. Mabes Polri juga mengeluarkan ancaman kepada pihak yang menuding polisi menyebar hoaks soal percakapan itu.

Percakapan WA yang mengaku-ngaku anak STM itu sendiri disebarkan antara lain oleh akun Twitter yang kerap disebut sebagai buzzer mitra penguasa yakni @yusuf_dumdum dan @OneMurtadha.
Mengadang Laku Orde Baru
\
Gelombang demonstrasi disikapi dengan tuduhan aksi yang ditunggangi hingga penangkapan aktivis. Apakah laku Orde Baru kembali? Simak selengkapnya di collection ini dan klik subscribe agar dapat notifikasi story baru.

Isi percakapan WA itu seolah-olah anak STM datang ke Jakarta dengan dibayar. Dan mereka marah dengan korlap yang tak kunjung memberi uang seperti yang dijanjikan.
Namun tak lama sejumlah netizen mengkritisi percakapan WA itu. Hasil penelusuran ke nomor yang tersebar di WA itu lewat Get Contact dan Truecaller, mengarah ke sejumlah nomor polisi.

Tudingan netizen itu dibalas Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo. Dia akan meminta Ditipidsiber Bareskrim Polri melacak penyebar yang tanpa dasar tersebut. Ia berharap masyarakat tak ikut menyebarnya.
"Kita akan lacak dan profiling akun-akun tersebut," ujar Dedi, Selasa (1/10).


Dedi meminta agar pihak terkait tak sembarang menuding. Ada unsur pidana yang bisa mengancam.
kumparan sendiri sudah mencoba melacak nomor yang tersebar di akun WA itu lewat aplikasi. Tapi sayangnya nomor-nomor itu sudah tak lagi aktif.(Kumparan.com)


from Berita Heboh https://ift.tt/2mzDp2M
via IFTTT

VIRAL Pria Nikahi 2 Wanita Sekaligus Karena Tak Tega Memilih, Ekspresi Mempelai Wanita Jadi Sorotan

Posted: 30 Sep 2019 09:47 PM PDT


Beritaterheboh.com - Seorang pria yang menikahi dua wanita sekaligus viral di Facebook.

Pria tersebut melakukannya lantaran tak tega memilih salah satu dari kedua orang yang dicintainya.


Viralnya kisah pria itu berawal dari unggahan akun Facebook Jimmy Jim.

Jimmy Jim diyakini sebagai sepupu pria mempelai laki-laki.

Di akun Facebook-nya, Jimmy membagikan momen pernikahan sepupunya dengan kedua istri.

Lantas, unggahan tersebut dibagikan ulang oleh beberapa laman Facebook.

Satu di antaranya adalah Kami Budak Melayu Riau.

Kami Budak Melayu Riau mengunggah kisah pernikahan pria dengan dua istri itu pada Minggu, (29/9/2019).

Seorang pria yang menikahi dua wanita sekaligus viral di Facebook. Pria itu mengaku tak tega memilih. Ekspresi mempelai wanita jadi sorotan.

Seorang pria yang menikahi dua wanita sekaligus viral di Facebook. 
Dalam foto-foto yang diunggah, tampak mempelai laki-laki mengenakan pakaian tradisional berwarna hitam.

Sementara itu, kedua mempelai wanita menggunakan gaun pernikahan berwarna senada, yakni putih.

Namun, yang satu mengenakan putih polos, satunya mengenakan putih perak.

Mereka juga kompak menggunakan hijab dan mahkota berwarna putih.


Pernikahan tersebut dilaksanakan di Kampung Bukas, Semporna, Sabah, Malaysia, pada Jumat (27/9/2019) silam.

Berdasarkan unggahan Jimmy Jim, kisah bermula dari mempelai laki-laki yang telah bertunangan dengan seorang mempelai wanita.

Mereka telah bertunangan di Kota Kinabalu, Malaysia.

Mempelai pria pun bekerja di sebuah pusat pariwisata.

Lantas, ia mengalami cinta lokasi dengan perempuan lain di sana.

Karena tak tega untuk memilih salah satu di antara keduanya, akhirnya pria tersebut memutuskan untuk menikahi keduanya.

Dalam beberapa foto yang dibagikan laman Facebook Kami Budak Melayu Riau, mempelai pria tampak bahagia dengan senyuman cerah yang selalu tersungging di wajahnya.

Namun, berbeda halnya dengan mempelai wanita.

Beberapa warganet mengamati ekspresi pada seorang mempelai wanita.






Bahkan, ia menikahi kedua wanita dalam satu pernikahan sekaligus.

Menurut warganet, wanita tersebut tidak tampak bahagia.

Tak terlihat senyum di wajahnya.

Bahkan, wajahnya dianggap cenderung masam dan cemberut.

"Perempuannya seperti tidak bahagia. Kasihan," tulis akun bernama Tengku Siti Nadya.

"Pengantin perempuan mukanya tak ada yang senyum," ujar Wan Rusnita.

"Masam sekali wajah (pengantin perempuan) yang sebelah kanan. Pokoknya siap saja gelas yang banyak," tulis Winda Ril.

"Cemberut kali muka pengantin perempuan," kata akun Mohd Izlan Fahizal.

Hingga Senin (30/9/2019), unggahan laman tersebut telah mendapat respons sebanyak 329 orang dan telah 16 kali dibagikan.


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul VIRAL Pria Nikahi 2 Wanita Sekaligus Karena Tak Tega Memilih, Ekspresi Mempelai Wanita Jadi Sorotan, 

from Berita Heboh https://ift.tt/2mtgVAh
via IFTTT

見知らぬ人が、抱きしめてくれた 衣食足りて変わる中国 - 朝日新聞

Posted: 30 Sep 2019 07:06 PM PDT

見知らぬ人が、抱きしめてくれた 衣食足りて変わる中国  朝日新聞
見知らぬ人が、抱きしめてくれた 衣食足りて変わる中国 - 朝日新聞
続きを読む

Chicago-area medical equipment cleaning plant won't reopen - Associated Press

Posted: 30 Sep 2019 07:06 PM PDT

Chicago-area medical equipment cleaning plant won't reopen  Associated Press
Chicago-area medical equipment cleaning plant won't reopen - Associated Press
Read More

Is My Plant Hobby Bad for the Environment? - The Cut

Posted: 30 Sep 2019 07:06 PM PDT

Is My Plant Hobby Bad for the Environment?  The Cut
Is My Plant Hobby Bad for the Environment? - The Cut
Read More

Plant extinctions are shaking Earth’s green foundation - National Geographic

Posted: 30 Sep 2019 07:06 PM PDT

Plant extinctions are shaking Earth's green foundation  National Geographic
Plant extinctions are shaking Earth's green foundation - National Geographic
Read More

Setelah Lampu Mati dan Misteri Kematian Tanpa Pusara DN Aidit

Posted: 30 Sep 2019 07:06 PM PDT

Liputan6.com, Jakarta - Malam semakin larut, namun Ilham Aidit tidak kunjung bisa memejamkan matanya. Bocah enam tahun itu hanya membolak-balikkan badannya di atas ranjang. Deru mesin jip dan derap sepatu yang mendekat ke rumahnya semakin membuat Ilham terjaga.

Dia kemudian mendengar derik suara pintu dibuka. Ilham menangkap suara ibunya dengan nada tinggi berbicara dengan tamu yang datang. Karena penasaran, Ilham kecil merosot dari ranjang ibunya dan mengendap-endap ke ruang depan.

Ilham tak ingat seluruh pembicaraan ibunya dan tamu yang datang. Yang masih terlintas malam itu, 30 September 1965, Ilham kecil melihat ibunya membentak dua orang berseragam militer warna biru di depan rumahnya. "Ini sudah malam!"

"Maaf, tapi ini darurat. Kami harus segera," jawab tamu tak diundang itu.

Dengan kesal, perempuan itu menuruti kemauan tamu dan memanggil suaminya di ruang kerja. Dia adalah Dipa Nusantara Aidit atau yang dikenal DN Aidit, pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI). Ilham yang kepergok berada di ruang tengah ikut didamprat.

"Kamu, anak kecil, tidur kamu. Sudah malam begini masih kelayapan." Namun Ilham tidak bergerak dan memilih bertahan di ruang tengah rumahnya.

Ilham mendengar kedua orangtuanya berdebat. DN Aidit kemudian keluar menemui tamu. Tak lama berselang, dia kembali ke kamar memasukkan beberapa pakaian dan buku ke dalam tas. Ia sempat terlihat ragu. Ilham melihat ayahnya meletakkan tas dan kembali ke ruang depan berbicara sekilas dengan penjemputnya. Aidit lalu kembali ke kamar dan ribut dengan Soetanti, istrinya.

"Ibu ngotot minta ayah tak usah berangkat ke istana malam-malam," kata Ilham dikutip dari Seri Buku Tempo: Orang Kiri Indonesia berjudul Aidit Dua Wajah Dipa Nusantara.

Namun Aidit tetap pergi. Sebelum meninggalkan rumah, dia mencium kening istrinya. Aidit juga mengangkat tubuh kecil Ilham dan mengusap rambutnya. Kepada adiknya bernama Murad Aidit yang tinggal di rumahnya, pentolan PKI itu berpesan agar mengunci pagar.

"Matikan lampu depan," perintah Aidit kepada Murad.

Sejak saat itu, DN Aidit tak pernah kembali lagi. Ke mana saja Aidit pergi malam itu dan apa yang dilakukan masih belum ada jawaban yang pasti hingga kini.

Kesaksian Mayor Udara Sudjono di Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub), dialah yang menjemput Aidit di rumahnya, bukan pasukan Cakrabirawa. Lalu dibawa ke rumah Syam Kamaruzzaman, Kepala Biro Chusus PKI yang dibentuk Aidit tanpa sepengetahuan pimpinan pusat PKI lainnya. Di kawasan Jalan Salemba, Jakarta Pusat itu, sudah menunggu sejumlah anggota Biro Chusus PKI.

Menurut Victor Miroslav Fic, penulis buku Kudeta 1 Oktober 1965: Sebuah Studi tentang Konspirasi, di rumah Syam, Aidit melakukan cek akhir Gerakan 30 September atau G30S. Aidit rencananya menemui Soekarno di rumah Komodor Susanto di Halim Perdanakusuma.

Skenarionya, Aidit akan memaksanya membersihkan Dewan Jenderal, lalu memintanya mengundurkan diri dari jabatan presiden. Namun pertemuan dengan Bung Karno gagal. Aidit lalu mengutus Brigjen Supardjo menemui Soekarno.

Versi surat Aidit yang ditulis dalam pelariannya 6 Oktober 1965, malam itu ia dijemput pasukan Cakrabirawa untuk rapat darurat kabinet di Istana Negara. Tapi dia malah dibawa ke Jatinegara dan Lanud Halim Perdanakusuma. Di sana, Aidit ditempatkan di rumah kecil dan diberi tahu akan ada penangkapan terhadap anggota Dewan Jenderal.

Esok harinya, Aidit mendapat kabar Soekarno memberikan restu terhadap penyingkiran Dewan Jenderal. Lalu Aidit diminta terbang ke Yogyakarta --lokasi yang dianggap tepat untuk pemerintahan sementara-- untuk mengatur kemungkinan mengevakuasi Soekarno.

Tidak jelas versi mana yang lebih benar. Hingga kini tidak ada kejelasan apa yang terjadi pada Aidit setelah dia memerintahkan Murad mematikan lampu depan rumahnya. Pihak keluarga bahkan baru tahu beberapa tahun kemudian bahwa Aidit pernah dibawa ke Halim Perdanakusuma. Sisanya masih gelap.

2 dari 4 halaman

Pelarian Aidit dan Senyum Soeharto

Dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Aidit bertolak ke Yogyakarta. Dia tiba di Lanud Adi Sutjipto, Yogyakarta pada 2 Oktober 1965 dini hari. Angkatan Udara menangkap kedatangan Aidit sebagai utusan negara dan menawarkan mengantarkannya ke Kepala Daerah Yogyakarta Sri Paku Alam, tapi Aidit memilih pergi ke pimpinan PKI di daerah tersebut.

Dalam sehari, Aidit rapat bersama kader-kader PKI di Yogyakarta, Semarang, dan Solo. Di Yogyakarta, Aidit bertemu petinggi partai dan memutuskan bahwa PKI setempat akan melancarkan aksi-aksi massa untuk membela Presiden Soekarno.

Di Semarang, Aidit bergabung dengan pimpinan PKI Jawa Tengah yang mengadakan rapat darurat. Rapat menghasilkan sikap politik yang menyatakan bahwa Gerakan 30 September adalah masalah internal Angkatan Darat. PKI tidak ada sangkut pautnya dengan gerakan itu. Tugas utama partai adalah melakukan konsolidasi.

Berlawanan dengan Semarang, rapat di Solo justru mendukung operasi Gerakan 30 September. Pertemuan yang dihadiri Wali Kota Solo Utomo Ramelan itu menyatakan, PKI harus melancarkan perjuangan bersenjata untuk mendukung gerakan Letkol Untung merebut kekuasaan pemerintah setempat.

Perbedaan keputusan inilah, menurut Victor Miroslav Fic dalam bukunya Kudeta 1 Oktober 1965: Sebuah Studi tentang Konspirasi, menjadi pemicu pendukung PKI terbelah menjadi golongan radikal dan moderat. Namun yang juga menjadi belum jelas dalam rangkaian peristiwa itu adalah bagaimana Aidit bisa mengadakan rapat di tiga kota dalam waktu sehari.

Dalam keadaan genting ini, politbiro PKI bertemu di Blitar, Jawa Timur pada 5 Oktober 1965. Pertemuan di Blitar simpang siur karena para elite PKI masih di Jakarta dan sibuk menyelamatkan diri. Menurut Victor, memang tidak semua elite PKI hadir di Blitar. Selain Aidit, hanya ada MH Lukman, Wakil Ketua I CC PKI yang juga Wakil Ketua DPR Gotong-royong.

Dalam surat tertanggal 6 Oktober 1965 yang diyakini ditulis di Blitar, Aidit menyampaikan peristiwa 30 September versinya. Dia menceritakan penjemputan terhadapnya oleh pasukan Cakrabirawa, dibelokkan ke Halim Perdanakusuma, hingga dikirim ke Yogyakarta.

Aidit juga menulis 6 poin usulan menyelesaikan krisis politik akibat penculikan dan pembunuhan para jenderal. PKI tetap beranggapan bahwa peristiwa itu merupakan persoalan internal di tubuh Angkatan Darat. Aidit mengaku tidak tahu sebelumnya soal gerakan itu. Kepada Soekarno, Aidit mengusulkan agar peristiwa itu diselesaikan presiden secara politik.

Di tengah gencarnya perburuan terhadap tokoh dan simpatisan PKI yang dilakukan pasukan Soeharto, Aidit masih sempat mengeluarkan instruksi. Salah satu instruksinya dibuat pada 10 November 1965, Aidit menyampaikan wasiat setelah melihat perkembangan keadaan.

Merujuk buku wartawan TVRI Hendro Subroto, Dewan Revolusi PKI: Menguak Kegagalannya Mengkomuniskan Indonesia, Aidit mengakui kerusakan pada partainya akibat G30S, meski semua sudah diperhitungkan. Surat wasiat itu juga mengisyaratkan kemungkinan Aidit mencari perlindungan ke RRC. Surat itu juga mengisyaratkan optimisme bahwa Sosro--yang diyakini sebagai nama samaran Soekarno--belum meninggalkan PKI.

Dalam sidang kabinet terakhir Kabinet Dwikora 6 Oktober 1965, Soekarno bisa meyakinkan kabinet untuk menerima usul Aidit. Tapi perkembangan yang terjadi justru berujung pada kekalahan PKI. Selang 12 hari setelah berkirim surat wasiat, nasib Aidit berakhir di tangan anak buah Komandan Brigif IV Kodam Diponegoro Kolonel Yasir Hadibroto.

Yasir, dalam Kompas edisi 5 Oktober 1980, menuturkan, Mayjen Soeharto menyebut yang melakukan pemberontakan G30S adalah anak-anak PKI yang pernah memberontak di Madiun pada 1948. Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Pangkostrad merangkap Panglima Kopkamtib memerintahkan Yasir membereskan semua. Disebutkan pula, DN Aidit sedang berada di Jawa Tengah.

Brigif IV sebenarnya tengah melakukan operasi di Kisaran, Sumatera Utara. Namun mereka kembali ke Jakarta setelah mendengar peristiwa 30 September 1965. Di hari pertemuan itu, 2 Oktober 1965, tentara telah memburu orang-orang PKI yang dituduh terlibat dalam peristiwa G30S. Namun DN Aidit, pucuk pimpinan PKI menghilang.

Atas perintah Soeharto, Yasir dan pasukan pun berangkat ke Solo. Di sana, mereka bertemu Sri Harto, orang kepercayaan pimpinan PKI sedang meringkuk di sel tahanan. Dia dilepas untuk mencari keberadaan Aidit. Hanya beberapa hari, Harto melapor Aidit berada di Kloco dan akan segera pindah ke Desa Sambeng belakang Stasiun Balapan pada 22 November 1965.

Operasi pun dimulai. Sekitar pukul 9 malam, Letnan Ning Prayitno memimpin pasukan Brigif IV menggerebek rumah milik bekas pegawai PJKA itu. Yasir memantau dari jauh. Para tentara menemukan Aidit tengah bersembunyi di balik lemari di salah satu sudut rumah. Aidit kemudian dibawa ke markas mereka di Loji Gandrung.

Malam itu juga Yasir menginterogasi Aidit. Kabarnya, pentolan PKI itu membuat pengakuan tertulis setebal 50 halaman. Isinya antara lain, hanya dia yang bertanggung jawab atas peristiwa G30S. Namun sayang, menurut Yasir, Pangdam Diponegoro kemudian membakar dokumen itu.

Menjelang dini hari Yasir kebingungan karena Aidit berkali-kali minta bertemu Soekarno. Namun Yasir tidak mau. "Jika diserahkan kepada Bung Karno, pasti akan memutarbalikkan fakta sehingga persoalannya akan jadi lain," kata Yasir dikutip Abdul Gofur dalam bukunya, Siti Hartinah Soeharto: Ibu Utama Indonesia.

Akhirnya pada pagi buta, Yasir membawa Aidit meninggalkan Solo ke arah barat menggunakan iring-iringan tiga jip. Aidit yang diborgol berada di jip terakhir bersama Yasir. Saat terang, rombongan itu tiba di daerah Boyolali. Tanpa sepengetahuan dua jip pertama, Yasir berbelok masuk ke Markas Batalion 444.

"Ada sumur?" tanya Yasir kepada Komandan Batalion 444 Mayor Trisno. Trisno kemudian menunjuk sebuah sumur tua di belakang rumahnya.

Yasir membawa tahanannya ke tepi sumur tua. Dia mempersilakan Aidit mengucapkan pesan terakhir, namun Ketua Comite Central (CC) PKI itu justru pidato berapi-api. Hal itu membuat Yasir dan anak buahnya marah. Dan, dor! Timah panas menembus dada tubuh gempal Aidit. Menteri Koordinasi sekaligus Wakil Ketua MPRS itu tewas dan terjungkal masuk sumur pada 23 November 1965.

24 November 1965 pukul 3 sore, Yasir bertemu Soeharto di Gedung Agung, Yogyakarta. Setelah melaporkan tugas, sekaligus keputusannya membunuh Aidit, sang kolonel memberanikan diri bertanya kepada sang jenderal. "Apakah yang Bapak maksudkan dengan bereskan itu seperti sekarang ini, Pak?" Soeharto tersenyum.

Ada beberapa versi tentang cerita akhir hidup DN Aidit. Selain tewas ditembak di sumur tua, versi lain menyebut Aidit diledakkan bersama-sama dengan rumah tempat ia ditahan. Betapapun juga, sampai sekarang tidak diketahui secara pasti di mana jenazahnya dimakamkan.

3 dari 4 halaman

Kematian Tanpa Pusara Sang Muazin

Selain kematiannya, kelahiran Aidit pun bermacam-macam versi. Beberapa mengatakan Aidit kelahiran Medan, 30 Juli 1923 dengan nama lengkap Dja'far Nawi Aidit. Keluarga Aidit konon berasal dari Maninjau, Sumatra Barat yang pergi merantau ke Belitung. Namun banyak masyarakat Maninjau tidak pernah mengetahui dan mengakui hal itu.

Versi lain menyebut, DN Aidit lahir di Jalan Belantu 3, Pangkallalang, Belitung pada 30 Juli 1923 dengan nama Achmad Aidit --ia biasa disapa Amat oleh orang-orang yang akrab dengannya. Anak sulung pasangan Abdullah Aidit dan Mailan ini lahir di lingkungan yang religius. Dia berasal dari keluarga berada, kakek dari ayah adalah pengusaha yang cukup berhasil sedangkan ibu dari keluarga ningrat sekaligus tuan tanah di Pulau Belitung.

Berasal dari keluarga berada, Aidit mudah bergaul dengan siapa saja. Aidit mendapat pendidikan dalam sistem kolonial Belanda. Sepulang sekolah, Aidit dan adik-adiknya belajar mengaji ke paman mereka.  Orang-orang di Belantu juga mengenal Aidit sebagai tukang azan atau muazin.

Seperti daerah-daerah di Indonesia saat itu, Belitung juga belum memiliki pengeras suara untuk azan. "Karena suara Bang Achmad keras, dia kerap diminta mengumandangkan azan," kata Murad Aidit.

Achmad Aidit memiliki tiga adik kandung yakni Basri Aidit (1925-1992), Ibrahim Aidit (1926, usianya tak sampai sehari), Murad Aidit (1927-2008), serta dua adik tiri yakni Sobron Aidit (1934-2007) dan Asahan Aidit (lahir 1938). Achmad Aidit memiliki lima anak yakni Ibaruri Putri Alam (1949), Ilya Aidit (1951), Iwan Aidit (1952), serta si kembar Ilham Aidit dan Irfan Aidit (1959).

Achmad banyak berubah sejak ia hijrah ke Jakarta di usia 13 tahun. Dia melanjutkan studi di Batavia dan aktif di sejumlah organisasi kepemudaan. Hingga akhirnya dia terjun ke politik, mengenal PKI, dan mengubah namanya menjadi Dipa Nusantara Aidit. Di usianya yang masih muda, dia mampu menjadi pemimpin tertinggi PKI dan membesarkan partainya.

Namun karir cemerlang dan hidupnya berakhir setelah peristiwa berdarah 30 September 1965. DN Aidti diburu dan hingga kini jenazahnya masih misteri.

Sumur tua di bekas Markas Batalion 444 di Boyolali kini tak terlihat lagi. Hamparan tanah berkerikil di dekat gedung tua itu kini ditumbuhi labu siam, ubi jalar, serta pohon mangga dan jambu biji di kanan-kirinya. Meski tak berbekas, banyak orang meyakini di sepetak halaman itu pernah ada sumur tua, tempat jasad DN Aidit terkubur. Salah satunya Mustasyar Nahdlatul Ulama (NU) Boyolali, Tamam Saemuri (lahir 1936).

Pada suatu malam di tahun berdarah 1965, Tamam muda pernah bertemu Kolonel Yasir Hadibroto dalam sebuah rapat. Saat itu Tamam aktif di Gerakan Pemuda Ansor NU, organisasi yang banyak terlibat 'operasi pembersihan'. Kepada Tamam, Yasir mengumumkan pasukannya telah menembak mati DN Aidit. "Dia diberondong senapan AK sampai habis 1 magasin," kata Tamam.

Sejumlah sumber lain membenarkan cerita Tamam. Setelah puluhan tahun, cerita itu sampai juga ke telinga putra DN Aidit, Ilham. Sekitar tahun 2000, Ilham memutuskan sendiri datang ke lokasi diduga pusara ayahnya. Saat itu, dia hanya berbekal sepotong informasi dari koran bahwa ayahnya tewas ditembak di Boyolali.

"Sejak lulus kuliah sampai 1998, saya selalu mencari kuburan Ayah dengan sembunyi-sembunyi," katanya akhir September 2007.

Menemukan makam Aidit bukan perkara mudah, bahkan bagi anaknya. Ada upaya sistematis untuk membuat peristirahatan pentolan PKI itu dilupakan. Sumur tua itu misalnya, sampai dua kali diuruk setelah November 1965. Kompleks markas Batalion 444 juga dibongkar dan kini hanya menyisakan gedung tua yang digunakan sebagai mes pegawai Kodim Boyolali.

Batalion 444 dikenal sebagai kesatuan tentara prokomonis. Salah satu komandan kompinya yakni Letkol Untung Syamsuri yang kemudian memimpin operasi penculikan sejumlah jenderal pada malam 30 September 1965.

Pencarian Ilham baru berbuah setelah dia dihubungi lembaga swadaya masyarakat lokal Boyolali. LSM itu menerima informasi dari sumber-sumber kredibel yang terlibat langsung dalam pembunuhan anggota PKI saat itu. Sumber-sumber di Boyolali membenarkan, lokasi itu tempat jasad DN Aidit ditimbun tanah.

Tak sampai 100 meter dari halaman yang disebut bekas sumur tua, ada lokasi lain yang disebut berkaitan dengan kematian Aidit. Di sanalah, konon, pucuk pimpinan PKI itu ditembak mati. Pekarangan itu bagian dari satu rumah berarsitektur tua yang sekarang menjadi gedung Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah.

"Jadi, setelah ditembak di sana, baru jenazahnya dimasukkan ke sumur sebelahnya," kata Ilham kepada Tempo.

Ketika akhirnya berdiri di samping pusara ayahnya pada 2003 lalu, Ilham mengaku tak kuasa menahan getaran hatinya. "Naluri saya mengatakan memang di sinilah tempatnya," katanya tercekat.

Ilham yang menyaksikan detik-detik DN Aidit dijemput 'tamu tak diundang' pada malam 30 September 1965 itu mengaku memendam keinginan untuk menguburkan jenazah ayahnya ke tempat yang lebih layak. "Tapi mungkin belum bisa sekarang," katanya pelan. "Kami harus bersabar."

4 dari 4 halaman

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2nermIn
October 01, 2019 at 07:34AM from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com https://ift.tt/2nermIn
via IFTTT

Masih Direhabilitasi, Jefri Nichol Berharap Bisa Dubbing Habibie dan Ainun 3

Posted: 30 Sep 2019 07:06 PM PDT

Liputan6.com, Jakarta Saat ini Jefri Nichol masih menjalani masa rehabilitasi di RSKO Cibubur, Jakarta Timur. Aktor berusia 20 tahun ini berharap bisa menjalani rehabilitasi rawat jalan. 

Keinginan Jefri Nichol tentu bukan tanpa alasan. Dengan rehabilitasi rawat jalan, pemain film Dear Natahan ini ingin bisa bekerja kembali.

"Pasti akan meringankan banget kalau rawat jalan. Karena pengin balik kerja, berkarya lagi," kata Jefri Nichol di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (30/9/2019).

Salah satu pekerjaan yang bakal dilakukan bila permohonannya dikabulkan adalah melakukan dubbing. Ia dijadwalkan dubbing untuk film terbarunya, Habibie & Ainun 3. 

"Ya doain semoga putusannya rawat jalan, saya siap dubbing. Mama bilang Hanung mau dubbing," tutur Jefri Nichol.

2 dari 2 halaman

Permohonan

Ibunda Jefri Nichol, Junita Eka Putri sempat mengatakan kepada anaknya bahwa Hanung Bramantyo sebagai sutradara sempat meminta permohonan dubbing ke pihak RSKO Cibubur.  

Sementara itu, sidang kasus narkoba Jefri Nichol kembali digelar pada Senin (30/9/2019) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sidang beragendakan mendengar kesaksian dari pihak RSKO dan BNNP DKI Jakarta. 

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2oNpvuD
October 01, 2019 at 07:30AM from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com https://ift.tt/2oNpvuD
via IFTTT

Hasil Lengkap Liga Inggris Pekan Ketujuh

Posted: 30 Sep 2019 07:06 PM PDT

Liputan6.com, Jakarta - Liga Inggris telah menyelesaikan pekan ketujuh. Sejumlah klub besar sukses meraih poin penuh pada pekan ini.

Liverpool masih menjadi pemuncak klasemen Liga Inggris. Mereka mengoleksi 21 poin dari tujuh laga.

Dalam laga terakhirnya Liverpool menang 1-0 atas Sheffield United. The Reds pun selalu meraih kemenangan dalam tujuh laga pembuka musim ini.

Pesaing terdekat Manchester City juga meraih kemenangan. Mereka mampu mencuri tiga poin dari markas Everton dengan skor 3-1.

Sementara klub papan atas lain yakni Chelsea dan Tottenham juga mampu meraih tiga angka. Masing-masing mengalahkan Brighton dan Southampton.

Berikut hasil Liga Inggris pekan ketujuh selengkapnya:

2 dari 3 halaman

Hasil Liga Inggris

Hasil Liga Inggris pekan ketujuh

Sheffield 0-1 Liverpool

Bournemouth 2-2 West Ham

Aston Villa 2-2 Burnley

Chelsea 2-0 Brighton & Hove Albion

Crystal Palace 2-0 Norwich

Tottenham 2-1 Southampton

Wolverhampton 2-0 Watford

Everton 1-3 Manchester City

Leicester 5-0 Newcastle

MU 1-1 Arsenal

3 dari 3 halaman

Klasemen Liga Inggris

Untuk klasemen lengkap Liga Inggris silakan klik link berikut ini...

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2mr5Obb
October 01, 2019 at 07:30AM from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com https://ift.tt/2mr5Obb
via IFTTT

自民・下村氏「同性婚も改憲議論の対象に」発言。同性愛公表の議員「これまでに差別発言あり、悪意すら感じる」と反論 - HuffPost Japan

Posted: 30 Sep 2019 07:06 PM PDT

自民・下村氏「同性婚も改憲議論の対象に」発言。同性愛公表の議員「これまでに差別発言あり、悪意すら感じる」と反論  HuffPost Japan
自民・下村氏「同性婚も改憲議論の対象に」発言。同性愛公表の議員「これまでに差別発言あり、悪意すら感じる」と反論 - HuffPost Japan
続きを読む

韓国検察総長、チョ・グク任命前に大統領府に対し「疑惑深刻…任命されれば辞表」(ハンギョレ新聞) - Yahoo!ニュース

Posted: 30 Sep 2019 07:06 PM PDT

韓国検察総長、チョ・グク任命前に大統領府に対し「疑惑深刻…任命されれば辞表」(ハンギョレ新聞)  Yahoo!ニュース
韓国検察総長、チョ・グク任命前に大統領府に対し「疑惑深刻…任命されれば辞表」(ハンギョレ新聞) - Yahoo!ニュース
続きを読む

Chicago-area medical equipment cleaning plant won't reopen - CityNews Vancouver

Posted: 30 Sep 2019 07:06 PM PDT

Chicago-area medical equipment cleaning plant won't reopen  CityNews Vancouver
Chicago-area medical equipment cleaning plant won't reopen - CityNews Vancouver
Read More

Helping tobacco plants save water: Implantable organic electronic ion pump enables aba hormone delivery for control of stomata in an intact tobacco plant - Science Daily

Posted: 30 Sep 2019 07:06 PM PDT

Helping tobacco plants save water: Implantable organic electronic ion pump enables aba hormone delivery for control of stomata in an intact tobacco plant  Science Daily
Helping tobacco plants save water: Implantable organic electronic ion pump enables aba hormone delivery for control of stomata in an intact tobacco plant - Science Daily
Read More

SK Innovation To Build Battery Plant In China With EVE Energy - InsideEVs

Posted: 30 Sep 2019 07:06 PM PDT

SK Innovation To Build Battery Plant In China With EVE Energy  InsideEVs
SK Innovation To Build Battery Plant In China With EVE Energy - InsideEVs
Read More

韓国を2段階“格下げ” 河野太郎氏率いる防衛省、白書で決然姿勢 「国益を守る」強い意思示す - ZAKZAK

Posted: 30 Sep 2019 07:06 PM PDT

韓国を2段階"格下げ" 河野太郎氏率いる防衛省、白書で決然姿勢 「国益を守る」強い意思示す  ZAKZAKGoogle ニュースですべての記事を表示
韓国を2段階"格下げ" 河野太郎氏率いる防衛省、白書で決然姿勢 「国益を守る」強い意思示す - ZAKZAK
続きを読む

自民・下村氏「同性婚も改憲議論の対象に」発言。同性愛公表の議員「これまでに差別発言あり、悪意すら感じる」と反論 - HuffPost Japan

Posted: 30 Sep 2019 07:06 PM PDT

自民・下村氏「同性婚も改憲議論の対象に」発言。同性愛公表の議員「これまでに差別発言あり、悪意すら感じる」と反論  HuffPost Japan
自民・下村氏「同性婚も改憲議論の対象に」発言。同性愛公表の議員「これまでに差別発言あり、悪意すら感じる」と反論 - HuffPost Japan
続きを読む

Mengenal Sape', Alat Musik Khas Dayak yang Dimainkan Atiqah Hasiolan

Posted: 30 Sep 2019 07:06 PM PDT

Liputan6.com, Jakarta - Selain menjalankan aktivitasnya sebagai seorang publik figur dan ibu, Atiqah Hasiolan juga tetap menjalankan beberapa hobinya. Salah satu yang terbaru adalah bermain alat musik.

Bukan alat musik modern seperti piano, biola atau gitar yang dimainkannya, melainkan alat musik tradisional Indonesia. Pada 22 September 2019, istri Rio Dewanto ini mengunggah video dirinya sedang bermain sape'.

Sape' adalah alat musik khas Suku Dayak. Persebaran alat musik ini ada di Pulau Kalimantan hingga Malaysia. Dari video berdurasi 20 detik yang diunggah, dia menuliskan keterangan "am a proud beginner" yang berarti "aku seorang pemula yang bangga".

Diketahui, Atiqah belajar memainkan alat musik yang terbuat dari kayu ini karena sedang berlibur bersama anaknya, Salma, ke Sarawak, Malaysia. Terlihat dia duduk di lantai sambil menyilangkan kaki dan sudah cukup piawai dalam memetik senar yang ada.

Aksinya ini menuai pujian dari warganet dan beberapa selebriti Indonesia. Atiqah dianggap mengenalkan dan melestarikan budaya Indonesia. Beberapa musisi yang turut memujinya adalah Audy Item dan Ariyo Wahab, mereka menuliskan komentar "keren" pada unggahan tersebut.

Dalam salah satu komentar warganet, Atiqah juga membalas dengan mengatakan bahwa dia jatuh cinta dengan alat musik ini.

2 dari 3 halaman

Sape', Alat Musik Penyentuh Hati

Konon katanya, sape' diciptakan oleh seorang pemuda yang selamat dari kecelakaan sampan yang karam dan dia terdampar di sebuah pulau di tengah sungai. Di tengah kesendiriannya, dia tiba-tiba mendengar suara musik yang disinyalir berasal dari dasar sungai. Merasa mendapat ilham dari nenek moyang, pemuda ini mencoba membuat alat musik dengan bunyi yang sama seperti yang dia dengar saat sudah pulang.

Melansir dari Portal Informasi Indonesia, kata sape' sendiri berasal dari bahasa lokal yang memiliki arti "memetik dengan jari". Sape' terbuat dari kayu pilihan seperti meranti dan kayu keras lainnya agar lebih tahan lama. Sesuai dengan mitologinya, bentuk sape' juga menyerupai sampan. Biasanya, sape' akan diberi ukiran motif Dayak seperti taring atau kepala burung.

Alat musik ini dimainkan oleh masyarakat Dayak untuk menyatakan perasaan, baik senang maupun sedih. Dikatakan pada zaman dahulu, lantunan musik yang riang dimainkan pada siang hari, sedangkan lantunan musik yang syahdu dimainkan pada malam hari. Dentingan yang indah dari sape' juga digunakan untuk mengiringi tarian Dayak atau upacara adat.

Pada Dayak Kenyah dan Dayak Kenyaan, terdapat sastra lisan turunan bernama 'Tekuak Lawe'. Sastra tersebut berbunyi "sape benutah tulaang to'awah" yang makna filosofisnya berarti sape' mampu meremukkan tulang-tulang hantu yang gentayangan. Ungkapan ini ingin menandakan bahwa dentingan suara sape' dapat membuat menyentuh perasaan hingga membuat orang yang mendengarnya merinding.

Cara memainkan sape' tak jauh berbeda dengan gitar, yakni dengan dipetik. Bedanya, tidak ada lubang seperti di gitar dan kunci notasi juga jelas berbeda. Terdapat dua jenis sape' yang cukup awam ditemui, yakni sape' dari Dayak Kayaan yang memiliki dua senar. Panjang Sape' Kayaan ini mencapai satu meter dan badannya lebar.

Jenis lainnya adalah Sape' Dayak Kenyah. Ukuran sape' jenis ini lebih besar yakni panjangnya mencapai 1,5 meter dengan badan yang kecil memanjang. Jumlah senarnya juga lebih banyak yaitu tiga hingga lima senar.

Dulunya, senar pada sape' berasal dari serat pohon enau. Tapi, seiring perkembangan zaman, sudah diganti dengan kawat kecil. Kini, sape' juga kerap dimainkan bersama-sama dengan alat musik modern. (Novi Thedora)

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2oH2IQY
October 01, 2019 at 07:03AM from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com https://ift.tt/2oH2IQY
via IFTTT

Electric Footstep Permudah Akses SUV, Berapa Harganya?

Posted: 30 Sep 2019 07:06 PM PDT

Liputan6.com, Jakarta - Mobil bermodel SUV memiliki kelebihan tampilan gagah dengan ground clearance tinggi. Namun, akses masuk ke SUV tergolong sulit bagi sebagian orang.

Untuk mempermudah akses, Anda bisa melirik aksesori electric footstep. Aksesori ini akan mempermudah akses masuk ke dalam SUV seperti Mitsubishi Pajero Sport, Toyota Fortuner, atau Nissan Terra.

Electric footstep
Electric footstep (Amal/Liputan6.com)

Saat pintu tertutup, electric footstep akan menutup, begitu pintu terbuka maka electric footstep akan ikut terbuka.

Erik Jeo, Operational Manager PT Kramat motor, mengatakan, " Untuk pemasangannya tidak mengubah dudukan aslinya. Footstep bawaannya dilepas, lalu electric footstep ini menggunakan dudukan aslinya."

Untuk harganya, electric footstep ini dibanderol Rp7,5 juta.

Beban Maksimum

Electric footstep
Electric footstep (Amal/Liputan6.com)

Elecric footstep ini terbuat dari material diecast alumunium alloy dengan beban maksimal 300 kg. PT Kramat Motor mengklaim modelnya pun dapat dikustomisasi sesuai dengan permintaan konsumen. Untuk Mitsubishi Pajero Sport, Toyota Fortuner, Toyota Innova terbaru, dan Nissan Terra tidak perlu mengubah braket. " Tidak perlu ada drilling (proses bor) sama sekali," pungkas Erik.

Lanjutkan Membaca ↓

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2ngqrqL
October 01, 2019 at 07:03AM from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com https://ift.tt/2ngqrqL
via IFTTT

Kisah Sukitman Lolos dari Eksekusi Mati di Lubang Buaya

Posted: 30 Sep 2019 07:06 PM PDT

Liputan6.com, Jakarta - Sukitman, tampak terjaga pada 30 September 2019 malam. Anggota polisi berpangkat Agen Polisi Dua itu tengah menjalankan tugasnya, menjaga markas Seksi Vm Kebayoran Baru, Wisma AURI di Jalan Iskandarsyah, Jakarta.

Bersama Sutarso, rekannya di kepolisian, Sukitman bersiaga melewati malam. Tak terasa, Sukitman telah melewati hari. 1 Oktober 1965 sekira pukul 03.00 WIB, Sukitman terkejut.

Ternyata, ia mendengar suara rentetan tembakan. Suaranya terdengar tak jauh dari pos jaga.

Sukitman yang penasaran langsung mengayuhkan sepedanya. Mencari sumber suara letupan senjata. Dipikirannya ketika itu, terjadi perampokan di salah satu rumah warga.

"Waktu itu polisi naik sepeda. Sedangkan untuk melakukan patroli, kadang-kadang kami cukup dengan berjalan kaki saja, karena radius yang harus dikuasai adalah sekitar 200 m," kata Sukitman seperti dikutip dari berbagai sumber.

Tak disangka, suara tembakan ternyata berasal dari rumah seorang Jenderal TNI Angkatan Darat, yaitu D.I Panjaitan. Dari cerita Sukitman, di rumah yang terletak di Jalan Sultan Hasanudin itu sudah ramai diduduki pasukan.

Belum sempat mendekat, Sukitman sudah diteriaki oleh seorang tentara. Tanpa banyak cakap, tentara berseragam loreng dan berbaret merah itu mencegat Sukitman.

Sukitman langsung ditodong senjata. "Turun! Lempar senjata dan angkat tangan!" perintah tentara tersebut.

Sukitman pasrah. Dia menurut perintah si tentara. Dengan diancam senjata kiri-kanan, Sukitman langsung diseret dan dilemparkan ke dalam truk.

Tangan dan kakinya juga diikat. Matanya ditutup kain. Namun, indera perasanya tetap bekerja. Sukitman merasa ditempatkan di samping sopir truk.

"Tapi saya tetap masih belum bisa menduga apa yang terjadi," katanya.

Hanya dengan mengandalkan daya ingat, Sukitman berupaya mencari tahu ke mana dirinya akan dibawa. Sukitman berusaha mengingat jalan yang dilaluinya.

Namun, begitu dari Cawang belok ke kanan, Sukitman mulai kehilangan orientasi, dirinya hanya bisa pasrah dan berdoa. "Pokoknya, saya pasrah kepada Tuhan sambil berdoa," katanya.

2 dari 4 halaman

Jadi Tawanan

Truk pembawa Sukitman akhirnya berhenti. Dia dipaksa turun oleh si tentara. Penutup matanya langsung dibuka. Di sebuah ruangan terang dipakirkan.

"Tentu saja saya jalangjang-jalongjong, karena dari keadaan gelap saya langsung dihadapkan kepada terang," tutur Soekitman.

Pada saat itu, Sukitman mendengar orang bicara "Yani wes dipateni (Yani sudah dibunuh)". Seorang tentara kemudian menghampirinya. Tahu sanderanya seorang polisi, Sukitman kemudian diseret ke dalam tenda.

Tentara tersebut kemudian lapor kepada atasannya, "Pengawal Jenderal Panjaitan ditawan". Sukitman menuturkan, kala itu keadaan remang-remang. Seluruh sudut ruangan tak lepas dari pengamatan Sukitman.

Ada orang yang terlentang dengan banyak darah, ada juga yang duduk di kursi dengan bersimbah darah segar. Seseorang bernama Lettu Dul Arief memerintah tentara yang melapor tadi agar Sukitman ditawan di depan rumah.

Saat hari sudah terang, dari jarak sekitar 10 meter, Sukitman bisa melihat sekelompok orang yang mengerumuni sebuah sumur sambil berteriak, "Ganyang kabir, ganyang kabir!". Tubuh-tubuh manusia kemudian dimasukkan ke dalam sumur tersebut, disusul berondongan peluru dari senjata laras panjang.

Sukitman ketakutan. Ia sempat berpikir setelah ini mungkin dia korban selanjutnya. Ia melihat seorang tawanan yang masih hidup dengan pangkat bintang dua di pundaknya mampir sejenak ke tempatnya ditawan.

"Setelah tutup matanya dibuka dan ikatannya dibebaskan, di bawah todongan senjata, sandera itu dipaksa untuk menandatangani sesuatu. Tapi kelihatannya ia menolak dan memberontak. Orang itu diikat kembali, matanya ditutup lagi, dan diseret dan langsung dilemparkan ke dalam sumur dalam posisi kepala di bawah," ucapnya.

Usai mengeksekusi, para tentara sadis mengangkuti sampah, menutupi sumur tempat memendam para korbannya. Di atas sumur kemudian ditancapkan pohon pisang. Diharapkan dengan cara begitu perbuatan kejam mereka sulit dilacak.

"Setiap habis memberondongkan pelurunya, jika akan membersihkan senjatanya, para pembunuh yang menamakan dirinya sukarelawan dan sukarelawati itu pasti melewati tempat saya ditawan," lanjutnya.

Sukitman bisa melihat jelas siapa saja yang terlibat di peristiwa yang meminta korban nyawa 7 Pahlawan Revolusi. Ia juga sempat melihat Letkol Untung, yang memimpin kejadian kelam dalam sejarah militer di Indonesia.

Salah satu anggota Cakrabirawa menghampiri Soekitman yang masih ketakutan.

"Kamu tidak usah takut. Kita sama-sama prajurit. Beli kaus singlet pun kita tidak bisa. Sementara para jenderal yang menamakan diri Dewan Jenderal, jam dinding di rumahnya saja terbuat dari emas dan mereka akan membunuh Presiden pada tanggal 5 Oktober. Kamu 'kan tahu Tjakrabirawa tugasnya adalah sebagai pengawal dan penjaga Presiden," kata Sukitman mengulangi apa yang diucapkan si anggota Tjakrabirawa tersebut.

Sekitar satu-dua jam kemudian terdengar siaran radio yang mengumumkan siapa yang mendukung G30S akan dinaikkan pangkatnya. Satu tingkat untuk prajurit, sementara yang aktif akan memperoleh kenaikan dua tingkat. Mereka yang merasa terlibat kemudian bersalam-salaman, karena merasa gerakan mereka sukses.

Saat suasana lebih tenang, Sukitman kemudian dipanggil oleh Lettu Dul Arief yang menanyakan di mana senjata milik Sukitman. Sukitman kemudian menceritakan apa yang terjadi ketika ia berada di daerah Kebayoran. Akhirnya senjata tersebut bisa ditemukan dalam keadaan patah.

Merasa Sukitman bukan musuh tapi teman senasib, pada Jumat sore itu Sukitman diajak menuju Halim bersama iring-iringan pasukan.

Sesampainya di Gedung Penas, pasukan diturunkan di lapangan, sementara Sukitman masih bersama Dul Arief. Pada malam harinya orang yang mengawasi tawanan malah mengajak Sukitman untuk mengambil nasi.

Sukitman lantas menanyakan ke mana dirinya akan di bawa. "Ke Lubang Buaya, tempat para jenderal dibunuh," jawab Kopral Iskak.

"Pada waktu itulah saya baru tahu bahwa yang dikatakan 'Ganyang kabir, ganyang kabir!' itu para jenderal," ungkap Soekitman.

Selesai mengambil nasi, mereka segera kembali ke Gedung Penas untuk membagikan kepada para pasukan.

"Ketika kembali menuju Gedung Penas itu saya sempat turun untuk membeli rokok. Saya pikir mendingan saya terus pulang saja," kata Sukitman.

Namun niatan tersebut dilarang oleh Kopral Iskak yang menjadi sopir, dengan alasan dirinya juga pulang ke Tanah Abang. Ternyata Iskak adalah sopir Letkol Untung.

3 dari 4 halaman

Mencari Lubang Eksekusi

Sukitman akhirnya tertidur dan baru bangun esok harinya. Ketika itu, pasukan semakin banyak dan sudah berganti pakaian.

"Tapi kesempatan untuk melarikan diri sama sekali tidak mungkin."

Karena merasa pusing, Sukitman kemudian masuk ke kolong truk dan berbaring, ia menggunakan helm sebagai ganjal kepala, senjatanya yang patah ia simpan di dekatnya. Kepalanya ia ikat dengan menggunakan scraft yang sebelumnya digunakan oleh para pemberontak. Ia kemudian benar-benar tertidur pulas.

"Meskipun saya mendengar bunyi tembakan gencar, entah mengapa mata saya tidak mau diajak kompromi untuk melek," katanya.

Sore harinya saat ia terbangun, dia mendapati dirinya hanya sendirian. Semua anggota pasukan tidak kelihatan satupun, truk juga masih berjejer. Keadaan yang lengang dirasa sebagai keuntungan untuk Sukitman untuk bisa pergi.

Tiba-tiba datang pasukan tentara yang kemudian diketahui mencari jejak anggota yang terlibat G30S/PKI.

Pasukan itu mengenakan tanda pita putih. "Prinsip saya, kalau pakai pita putih itu PMI. Jadi tidak mungkin menangkap tawanan dan dibunuh," tutur Sukitman.

Karena tidak ada siapa-siapa lagi, Sukitman pun diperiksa. "Tanpa banyak tanya saya segera diberi pita putih dan langsung dibawa ke markas Tjakrabirawa yang terletak di belakang Istana Negara, yang sekarang menjadi Gedung Binagraha," kata Sukitman.

Sukitman menceritakan tentang apa yang dialaminya. Setelah selesai, hal itu disebarkan ke berbagai pihak yang dianggap perlu mengetahuinya.

Minggu pagi, Sukitman dijemput dan dihadapkan kepada Pangdam V Jaya yang waktu itu dijabat oleh Mayjen Umar Wirahadikusumah. Sukitman kemudian dibawa oleh Mayor Mubardi, ajudan Jenderal Ahmad Yani ke Jalan Lembang, Jalan Saharjo, dan ke Cijantung. Di sana Sukitman menghadap Kolonel Sarwo Edhie Wibowo.

Sukitman diminta menunjukkan lokasi pembantaian. Dia dikawal pasukan RPKAD.

"Dari Pasar Hek kami harus jalan kaki dan langsung menyebar," kenangnya.

Sampai di lokasi, pasukan pemberontak masih banyak yang berkeliaran. Mereka diberi ultimatum, jika tidak menyerah akan segera ditembak. Akhirnya RPKAD dapat menguasai keadaan dan bisa menemukan sumur yang digunakan untuk menyembunyikan jenazah para Pahlawan Revolusi itu.

Sejak hari Minggu, pukul 22.00, Sukitman sudah berada di bawah pengawasan Sarwo Edhie. Dirinya dilarang untuk berbicara apa pun kepada orang lain.

"Karena kelelahan saya tertidur dan tidak tahu dibawa ke mana. Tahu-tahu saya sudah sampai di Jalan Merdeka Timur, melapor, dan menghadap Panglima Kostrad Mayjen Soeharto. Kemudian saya dibawa kembali ke Cijantung," kenang Soekitman.

Pada hari Senin, jenazah para Pahlawan Revolusi berhasil diangkat dari sumur dan segera dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat.

Pada hari Rabu, Sukitman baru dipulangkan. Rekan Sukitman, Sutarso berasa mimpi melihat temannya kembali tanpa kurang suatu apa pun.

4 dari 4 halaman

Saksikan video pilihan berikut ini:

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2ngqanJ
October 01, 2019 at 07:02AM from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com https://ift.tt/2ngqanJ
via IFTTT

The PlantWave Device Lets Your Houseplants Play Music - WIRED

Posted: 30 Sep 2019 07:06 PM PDT

The PlantWave Device Lets Your Houseplants Play Music  WIRED
The PlantWave Device Lets Your Houseplants Play Music - WIRED
Read More

Dibully Warganet Gegara Dicecar Wartawan di DPR, Sibuk Pura-pura Nelpon, Mulan Jameela Beri Klarifikasi

Posted: 30 Sep 2019 06:32 PM PDT

Mulan Jameela saat ditanya soal visi misinya setelah menjadi anggota dewan usai pembekalan Anggota MPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan pada Ahad, 29 September 2019. TEMPO/Dewi Nurita



Beritaterheboh.com - Artis Mulan Jameela selalu berusaha menghindar saat dicecar wartawan soal visi misinya setelah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI). Saat awal datang mengikuti pembekalan Anggota MPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan pada Ahad, 29 September 2019, Mulan berdalih buru-buru sehingga tidak bisa melayani pertanyaan wartawan.


Usai pembekalan, wartawan masih menunggu Mulan. Melihat banyak wartawan menunggunya di tangga, Mulan langsung meletakkan telepon genggamnya ke telinga seolah-olah sedang menelepon. Dia berbicara via telepon, hanya senyum-senyum sambil menolak permintaan wawancara wartawan.


Hingga sampai di pintu keluar gedung DPR, Mulan masih meletakkan telepon genggamnya ke telinga seolah-olah sedang menelepon. Kemudian, seorang wartawan menyeletuk, "Mbak, itu teleponnya mati," ujar wartawan itu.


Tempo yang memperhatikan dari samping Mulan melihat, nomor yang ditelepon belum tersambung. Terdengar suara dering telepon dari ponselnya. Istri Ahmad Dhani ini pun langsung kikuk seketika dan menyingkirkan telepon genggamnya dari telinga.


Setelah itu, dia baru menjawab beberapa pertanyaan wartawan sembari menunggu mobilnya tiba menjemput. Dia menyatakan pasrah ditempatkan di komisi mana saja. "Saya tergantung fraksi saja," ujar Mulan.


Saat ditanya soal programnya, Mulan juga tidak menjawab jelas. "Program kan kita masih lihat-lihat dulu," ujar dia.



Mulan sebelumnya mencalonkan diri dari daerah pemilihan Jawa Barat XI yang meliputi Kabupaten Garut, Kota Tasikmalaya, Kabupatan Tasikmalaya. Berdasarkan rekapitulasi hasil pemilihan legislatif 2019, perempuan kelahiran Garut, 23 Agustus 1979 ini tak lolos ke DPR.


Setelah menggugat secara perdata ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Mulan lolos dan Gerindra melaksanakan putusan pengadilan tersebut. KPU kemudian menetapkan mantan partner Maia Estianty itu sebagai anggota DPR RI Periode 2019-2024.







Klarifikasi Mulan Jameela.



https://ift.tt/2ng2qAi

from Berita Heboh https://ift.tt/2oOzmjX
via IFTTT

Jadi Anggota DPR, Mulan Jameela Terancam Dijegal Dengan Gugatan 'Derden Verzet'. Ternyata Begini

Posted: 30 Sep 2019 06:02 PM PDT


Fahrul Rozi, caleg Gerindra yang dipecat Gerindra menunjukkan surat gugatannya ke PN Jaksel(KOMPAS.COM/ARI MAULANA KARANG)


Beritaterheboh.com - Terpilihnya Mulan Jameela sebagai anggota DPR RI menggantikan Ervin Luthfi sebagai caleg terpilih dan Fahrul Rozi, berbuntut gugatan terhadap PN Jaksel. 

Fahrul Rozi, salah satu caleg yang diberhentikan DPP Partai Gerindra dan digantikan Mulan, menggugat PN Jaksel beserta 39 orang lainnya. 

"Gugatan derden verzet namanya, tergugatnya PN Jaksel dan 39 pihak lainnya mulai dari Mulan Jameela cs hingga Prabowo Ketua Umum Gerindra," jelas Fahrul Rozi saat ditemui Minggu (29/09/2019). 

Fahrul menuturkan, gugatan derden verzet memang terbilang baru dalam dunia politik. 

Namun, jika gugatannya dikabulkan maka bisa jadi yurisprudensi baru dalam dunia politik dan bisa berdampak luas pada partai lainnya. 

"Gugatan ini ruang untuk pihak yang terkait dan dirugikan akibat putusan PN Jaksel yang menerima gugatan Mulan cs," kata dia. 

Fahrul menuturkan, dia bersama Ervin merasa dirugikan dengan putusan PN Jaksel yang memenangkan Mulan. Putusan itu membuat Fahrul diberhentikan dari keanggotaan, dan Ervin tidak jadi dilantik menjadi anggota DPR RI. 

Fahrul sengaja menggugat secara derden verzet karena menurutnya titik awal dari masalah pemecatan dia dan Ervin adalah adanya putusan PN Jaksel yang menerima gugatan Mulan Jameela. 

Menurut Fahrul sejak awal PN Jaksel sudah salah menerima putusan tersebut. Karena, seharusnya sengketa pemilu diselesaikan di Mahkamah Konstitusi (MK), bukan di tingkat PN. 

"Makanya saya menduga ini sudah ada settingan dari awal yang dilakukan DPP Gerindra untuk meloloskan Mulan cs dengan putusan pengadilan," ujar Fahrul. 

Tudingan Fahrul ini, menurutnya, makin menguat setelah DPP Gerindra tidak melakukan perlawanan atas putusan PN Jaksel dan langsung mengeksekusi putusan tersebut dengan mengangkat Mulan Jameela cs dengan cara memecat dia dan Ervin.

"Putusan perdata itu tidak bisa begitu saja langsung dieksekusi. Gerindra ini mengeksekusinya kasar, makanya ini semua permainan," ucap Fahrul. Fahrul menyampaikan, gugatannya sudah dimasukan ke PN Jaksel tertanggal 25 September dengan nomor 812/pdt.bth/2019/pn jak.sel.  

Fahrul menggunakan empat orang pengacara dalam perkara ini. "Kalau saya, bukan bicara soal kursi dewan, kalau bicara baik-baik sebenarnya bisa ada jalan tengah. Ini politik balas budi yang di-setting secara hukum. Saya harus melawan karena semua melanggar hukum," ujar Fahrul. Fahrul merasa semakin penasaran dengan keputusan DPP Gerindra yang memberhentikannya. DPP Gerindra terkesan tertutup ketika dia mencoba mencari tahu alasan mengapa dipecat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Buntut Mulan Jameela Jadi Anggota DPR, PN Jaksel dan 39 Orang Termasuk Prabowo Digugat", 

from Berita Heboh https://ift.tt/2n5pZff
via IFTTT

Related Posts

Previous
Next Post »